23

238 26 0
                                    

"Yaaaaaaaaaaa!!!!!!"


Ara berdiri di puncak bukit, berteriak sekencang-kencangnya karena mearasa frustrasi dan gelisah.

Pada saat-saat seperti tadilah Ara benar-benar menunjukkan jati dirinya yang asli.


Apakah yang tadi dia lakukan itu salah??? Terkadang dirinya memang berlebihan. .

Tapi apa salah jika dia mencoba memberi pelajaran pada sahabatnya sendiri, setidaknya untuk tidak menyakiti dirinya lebih jauh lagi.




Ara sedikit memukul kepalanya, lalu berteriak keras sekali lagi, bertanya-tanya sejak kapan hubungan persahabatan mereka mulai menjadi lebih buruk dan lebih buruk lagi.


"ARA BEGO!!!" Ara berteriak keras, menatap ke arah langit di mana matahari akan segera terbit.


Tepat ketika dia melihat sedikit sinar matahari perlahan muncul, Ara langsung ambruk ke tanah, bahkan tidak peduli jika luka di wajahnya akan menghilang atau meninggalkan bekas.

Ara mengerang kesal, mengingat bahwa pertunangannya dengan Celine akan terjadi dalam beberapa hari kedepan.


Dia tidak bisa terlihat seperti pencuri yang dipukuli massa karena kedapatan mencuri...

Dia dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan memeriksa bayangannya ke layar, meskipun dia tidak bisa melihat dengan jelas karena pengaruh sinar matahari baru saja akan muncul.



"Itu... Biar gue yang ngurus..."


Ara menoleh mendengar suara itu, disana ia sudah melihat seorang Yessica Tamara berdiri beberapa jarak darinya, menatapnya dengan wajah yang tidak menunjukkan emosi sama sekali, setidaknya emosi yang negatif untuknya.



Sial, gadis itu bahkan masih cantik di pagi hari. Bagaimana bisa?


Ara bergumam pada dirinya sendiri sebelum membuang muka, tidak ingin terseret sekali lagi oleh gadis di depannya..





Chika kemudian berjalan mendekati Ara dan duduk di sampingnya, sebelum menarik gadis yang lebih pendek darinya itu untuk duduk dengan benar sehingga dia bisa mengobati luka di wajahnya.



Tentu saja, Chika ingin membantunya. Tapi ada sedikit masalah. Gadis itu perlu menyentuh wajah Ara saat mengobatinya.

Dan saat itu, Ara merasa tidak ingin sama sekali ingin di sentuh wajahnya oleh gadis itu, yang mana agak aneh karena sejak tadi malam Celine bahkan sudah menyentuhnya beberapa kali.


Ara menggelengkan kepalanya, berusaha melupakan kejadian tadi malam di benaknya.


Chika yang melihat itu, mengangkat alis, secara tidak langsung memberikan pertanyaan pada Ara, ada apa dengan gadis itu.



"G-gue... jangan peduliin gue... gue hanya tidak terbiasa dengan orang-orang yang perhatian sama gue..." gumam Ara berusaha tersenyum meski canggung tapi gagal karena bibirnya terasa sakit.



Chika terkekeh melihatnya, bertanya-tanya bagaimana gadis yang lebih pendek itu bisa begitu kekanak-kanakan saat dia terlihat seperti seorang preman yang akan menyakiti siapa pun tadi.




"Hmmmm...setidaknya lo nggak lupa bawa celana lo sebelum pergi ke sini...dingin tahu." Chika bergumam kembali, senyum kecil terbit di bibirnya.



Dia terus mengoleskan salep pada luka Ara sebelum mengoleskan plester di beberapa luka lainnya.

Setelah beberapa saat, Chika selesai dan bersorak gembira yang membuat Ara kembali mengagumi gadis itu tanpa sadar karena fakta betapa imutnya seorang Yessica Tamara.




DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang