25

195 31 9
                                    

Pesta pertunangan itu begitu megah, lebih dari ekspektasi Chika.

Dan yang paling mengejutkan nya, ketika Celine tiba-tiba saja masuk ke kamar mereka, lalu memberikan gaung padanya, jangan di tanya berapa harga gaung tersebut.

Padahal, rencana awal Chika hanya ingin memakai pakaian biasa saja.



Dan lihat lah sekarang, semua mitra bisnis ayah Ara sudah ada di sana. Dan kalau mau jujur, suasana seperti ini sudah tak asing bagi Chika, hanya dia belum terbiasa.

Orang-orang yg datang ke pesta itu dari berbagai macam kalangan, dan Chika bisa menebak alasan mereka datang ke sini bukan karena ikut turut berbahagia dengan pertunangan antara Ara dan Celine, melainkan karena tuntutan bisnis.

Inilah salah satu alasan kenapa Chika sangat tidak suka datang ke acara formal seperti ini, terlalu banyak orang yang bermuka dua.


Karena itu, Chika hanya berdiri di sudut ruangan, di mejanya sendiri, memegang minuman dan menatap sekeliling saat pasangan lainnya mulai menari sementara pengumuman pertunangan itu belum juga di langsungkan.

Lalu dimana Mira?


Oh Mira tadi bersama, sebelum akhirnya gadis itu juga ikut menghilang dengan alasan bahwa ibunya sedang mencarinya.


Jadilah Chika sendirian di sana, dengan getir memandangi pasangan yang menari, entah bagaimana caranya, tapi Chika juga ingin ikut berdansa dengan pasangannya sendiri.



“Muka kok di tekuk gitu? Ya sudah sih, kalau kepengen juga, Mau dansa bareng gue?”



Sebuah suara tiba-tiba bertanya padanya, membuat Chika seketika menoleh, dan menemukan Ara yang tengah menyeringai padanya dengan gembira.


Anak itu kini mengenakan pakaian sebuah tuksedo dan dasi leher kotak-kotak biru dengan rambut yang diikat kuncir kuda ..

“Hmmm…Diam de lo, Ra~…” Hanya itu yang di gumam kan Chika sambil terkekeh melihat sahabatnya itu.
“Penampilan Lo lakik~ banget ya malam ini …”



Mendengar itu Ara ikut juga tertawa, mengangkat bahunya lalu tersenyum kecil

“Ya mau gimana lagi, Ci Celine yang minta gue begini, memang tuh Cici suka bener maksa orang, mana disuruh makai tuksedo lagi. Mau di apakan muka rupawan nan ayu gue nih"

“Hah… gue nggak kebayang, Ci Celine beneran bisa maksa Lo jadi begini…”

"Ya, mau gimana, gue ma nurut wae Ama calon ya kan…"


Setelah percakapan itu, keduanya pun hanya berdiri di sana, diam-diam sambil menatap pasangan yang tengah menari di depan mereka.

Ara terlihat jauh lebih pendiam dari biasanya, memikirkan bagaimana reaksi orang nanti. Dia sebenarnya sedang merencanakan sesuatu.

Mata Ara melirik ke arah gadis disampingnya..


Gadis itu tampak bersinar di bawah sinar bulan, membuat Ara tidak bisa menahan senyum memikirkan bagaimana Chika bisa begitu cantik.


Gadis itu tengah mengenakan gaun koktail biru yang cocok dengan pakaiannya sendiri.


'Ci Celine benar-benar ingin gue mati malam ini'

Pikir Ara, diam-diam menertawakan dirinya sendiri.


Dan Chika melihat itu, hendak bertanya tentang apa yang Ara tertawakan ketika gadis itu tiba-tiba kembali mengulurkan tangan kepadanya

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang