27

226 33 3
                                    

Chika Vop

Chika tidak pernah melihat Ara lagi, setelah malam itu. Gadis itu seperti menghilang seperti gelembung.

Dia sudah bertanya pada Karin beberapa kali, apa Ara kembali ke kamar mereka? tetapi gadis itu menggelengkan kepalanya dengan kasihan, menggumamkan sesuatu tentang lemari yang kosong dan Ara tidak terlihat lagi.

Dia mencoba bertanya kepada Celine tetapi sepertinya Celine terlalu asyik dengan memainkan beberapa konsol game milik Ara dan beberapa film yang membuat Celine sepertinya tidak mendengar pertanyaannya sama sekali... atau mungkin gadis itu memang benar-benar tidak ingin membantunya???

Dia ingin bertanya pada Mira tetapi gadis yang lebih tua darinya itu memiliki masalah sendiri dan entah bagaimana ikut menghindarinya juga

Tapi dari semua itu, Chika benar-benar bingung. Dia tidak memiliki siapa pun untuk diajak bicara tentang masalah ini dan sekarang Ara menghilang setelah pengakuan itu, membuatnya bertanya-tanya apakah Ara benar-benar mencintainya atau hanya tipuan gadis itu lagi.

Hmmm…sepertinya akan lebih mudah untuk percaya bahwa Ara mengerjai dirinya.....Dan orang-orang di sana juga ikut terlibat mengerjainya????

Yah, itulah yang ingin Chika percayai.
Hari ini adalah hari terakhir mereka di resor dan mereka akan segera kembali ke kota.

Chika selesai berkemas satu jam lebih awal dan mereka seharusnya berangkat pukul enam malam itu.

Saat itu masih jam 11 pagi dan dia tidak punya apa-apa untuk dilakukan di kamar mereka.

Syukur Misya  ada di sana untuk menemaninya.

“Hei Misya…” Chika berpikir dengan hati-hati sambil menatap gadis yang lebih muda darinya itu, “Mau tanya dong……beneran nggak sih, dia cinta sama aku?”

Misya, yang awalnya kesulitan mendengar gadis itu, mengangkat bahunya, berpikir bahwa Mira pasti sedang bertengkar dengan Chika.

"Kenapa???? Kak Mira masih menghindari Kak Chika?” Misya bertanya balik

“T-tidak—maksud aku iya tapi… bu-bukan dia yang kakak maksud…?”

Dengan sedikit keraguan, Chika akhirnya melanjutkan kalimatnya

"Yang aku maksud itu Ara…”

Chika baru tersadar bahwa pertanyaannya itu begitu bodoh saat Misya tiba-tiba saja mengambil bantal dan menutupi wajah Chika dengan itu, Bahkan tidak sampai situ, gadis itu dengan beraninya memukul bantal itu dengan sedikit keras hingga mau tak mau Chika merasakan sedikit sakit pada wajahnya.

"Hai! Ng-ngapain sih kamu?! nggak bisa ya, langsung jawab saja pertanyaan aku?! ”

Ucap Chika panik...bagaimana tidak?? sepetinya Misya ingin Chika mati karena kehabisan nafas. Bukankah reaksi gadis itu terlalu berlebihan???

Misya akhirnya melepas bantal dari wajah Chika dan menghela nafas.

“Kak Chika… serius bertanya itu?”

Suaranya terdengar putus asa menghadapi gadis ter paling tidak peka seantero dunia.

"YA AMPUN. Mending aku mati saja deh kak, daripada meladeni percakapan bodoh ini, Kak Chika…”

"Semoga saja Kak Ara tidak menyesal memilih gadis ini, cantik sih, tapi otaknya kelewat lemot" Pikir Misya

"Loh kok gitu...?"

“Ya tuhan Kak Chika!!!! Minta ampun deh aku.......KAPAN KAK ARA TIDAK PERNAH MENUNJUKKAN CINTANYA, HAH?”.

“Yah, secara teknis dia nggak pernah melakukannya---oh…” Chika terdiam melihat Misya memelototinya.

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang