28

224 35 3
                                    

*****

Chika Vop

Chika benar-benar sudah menjadi gila. Sudah berminggu-minggu sejak terakhir kali dia melihat ara.


Memang sih mereka sempat bertemu di rumah Celine, malam tahun baru kemarin, tapi anak itu bahkan tidak mau berbicara dengannya.

Faktanya, satu-satunya momen mereka berinteraksi adalah saat Ara merawat lukanya, menyuruhnya untuk lebih berhati-hati lagi.

Dan kalau mau jujur, pada saat itu, Chika malah terjebak pada mata gadis itu, hingga suara letupan kembang api pun seolah tak terdengar di telinganya......tapi!!!


YA TAPI.....


Ara justru segera melepaskan tangannya ketika dia menyadari itu dan berjalan pergi begitu saja, tanpa pernah lagi menoleh pada Chika.

Gadis itu justru kembali masuk ke kamar Celine dan tidur.


Andai...

andai Chika bisa memutar kembali waktu, dia pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berbicara dengan Ara.

Sayangnya, Chika bahkan tidak tahu harus berkata apa kepada gadis itu.



Chika menjadi gila karenanya, karena jika ada satu hal yang Chika baru sadari saat itu… it's her.


Dia tidak bisa dan tidak ingin kehilangan AraIni mungkin kedengarannya tidak benar, tapi Ara adalah salah satu bagian dari hidupnya yang tidak bisa dia hilangkan sama sekali.

Chika menggaruk rambutnya frustasi, sebelum menyandarkan bahu dan punggungnya ke kursi putar yang dia duduki.

Chika membuka matanya dan dengan sedih menatap langit-langit.


“Ara… Ara…Ara…”

Saat itulah dia menyadari bahwa sedari tadi dia menyebut nama Ara berulang-ulang, Chika tidak bisa menahan diri untuk kembali duduk dan berteriak.

Dia menampar wajahnya tidak hanya sekali tapi beberapa kali, berpikir bahwa masalah ini harus segera diselesaikan atau Mira harus membawanya ke rumah sakit jiwa sebagai gantinya.

Astaga!!!!! Kak Mira juga… Chika bahkan lupa dengan gadis itu


*****


"Baiklah anak-anak, kelas sudah selesai. Jangan lupa untuk menyerahkan file kalian Jumat depan; batas waktunya sampai jam lima sore. Mengerti? Setiap file yang terlambat dikirim ke email saya akan dihapus secara otomatis dan tidak akan mendapat nilai.”

Profesor itu berkata dengan keras, membuat seluruh kelas mengerang, di mana Chika juga bagian dari mereka.

Karena tidak ada lagi kelas di jadwal Chika sore itu, dan karena masih jam 2, dia memutuskan untuk tidur saja..

Ya, tidur... seperti sekarang, dia baru saja mencari ruang kelas yang kosong dan tidur sendiri karena dia kurang tidur karena terlalu banyak berpikir akhir-akhir ini.


Bagaimana dia bisa begitu bodoh sih? Apa memang dirinya se'buta itu sehingga dia tidak bisa melihat siapa yang sebenarnya dia sukai?

Ara dengan mudah membuatnya tersenyum sementara Mira; perasaannya pada gadis itu benar suka atau bukan?!


Ara bahkan selalu ada untuk menyelamatkannya dari keterpurukan karena rasa sukanya pada Mira.


Kenapa sebelumnya dia tidak pernah kepikiran bahwa Ara lah yang selalu ada bersamanya?!


DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang