14

227 31 3
                                    

Mira VOP~



"Ini" Sekotak susu pisang ditawarkan Chika padanya. Mira hanya duduk di sana, di bangku, tapi pikirannya di penuhi tentang kondisi Celine.




Ini sudah serangan jantung kedua Celine dan meski itu ringan, kita bisa menganggapnya berbahaya juga. .karena jika suatu saat dia akan mengalami serangan jantung lagi, hal itu bisa dianggap fatal.




Selama dua tahun terakhir, Mira selalu sedia untuk memeriksa dan menjaga Celine. Benar, gadis yang lebih tua darinya itu memiliki jantung yang lemah dan karena itu Mira perlu memastikan semuanya berjalan dengan baik…



Mira pertama kali bertemu Celine dua tahun lalu, di Amerika, karena seharusnya ada pesta pertunangan sahabatnya dan gadis itu. Tapi tentu saja, Ara bahkan tidak peduli dan sebaliknya Celine juga tidak pernah menunjukkan tanda-tanda ketertarikan pada Ara.




Tetapi karena satu pesta itulah mereka berdua entah kenapa menjadi sangat mabuk sehingga mereka akhirnya menghabiskan malam bersama. Keesokan paginya, suasana terasa canggung, terutama karena Celine yang tak berhenti menangis. .mencoba menenangkan gadis itu, dia secara tidak sengaja berjanji untuk merawatnya dan bertanggung jawab atas kejadian malam itu. Pertunangan segera dibatalkan karena itu dan semua perhatian Celine kini tertuju padanya...





Setelah itu, Mira serta Ara terbang kembali ke Indonesia. Tidak seperti Ara yang tampaknya sangat membenci Celine, Mira justru mendapati dirinya terbang kembali ke Amerika sesekali untuk menjaga Celine dan merawat gadis itu, terutama ketika dia sakit.


Bisa di katakan, mereka menjadi teman baik, tapi dia tidak bermaksud membuat gadis yang lebih tua itu jatuh cinta padanya juga.


Dia begitu asyik dengan semua pikiran tentang Celine sehingga Chika memutuskan untuk mengembalikan ke sadarannya.



"Menurut kakak apa yang Ara dan Ci Celine bicarakan?" tanya Chika, berharap mendapat perhatian Mira.



Dan itu berhasil menyadarkan Mira, ketika akhirnya gadis itu memandangnya dan menjawab, “aku juga nggak tahu. Ara dan Ci Celine itu sangat membenci satu sama lain.”


"Benci…? Kenapa?"


“Mereka dipaksa bertunangan dua tahun lalu. .Ara tidak tahan dan begitu juga Celine sehingga mereka selalu bertengkar, jauh lebih buruk daripada kamu dan Ara berantem. Mereka tinggal di apartemen yang sama saat itu di Amerika untuk sementara waktu, hanya untuk mencoba berbagai hal mencari kecocokan, dan itu terbukti sia-sia karena setiap malam tidak akan berakhir tanpa adanya teriakan atau piring melayang” Mira tertawa kecil memikirkan hal itu.




Chika, yang juga membayangkan hal yang sama, tidak bisa menahan tawa. Dia sedikit menduga hal itu apalagi dari seseorang seperti Ara.




“Maaf.. by the way, Chika… aku agak terlalu terbawa suasana tadi karena ci Celine. Aku mungkin sedikit mengabaikan kamu.” Mira akhirnya meminta maaf, menatap lurus ke mata Chika untuk meminta maaf kepada gadis itu. Dia berharap Chika setidaknya marah padanya. Tapi dia malah mendapatkan senyuman kecil sebagai balasannya.




“Tidak apa-apa kak …” Dengan senyum kecil yang ramah itu, Chika menepuk kepalanya, “Aku juga akan lari seperti itu jika aku tahu kakak atau Ara yang terluka…”




Mira terkejut. Bukan, bukan karena Chika akan bersikap seperti dirinya jika dia terluka. Tapi Mira terkejut mengetahui Chika akan melakukan hal sejauh itu untuk Ara. Terakhir kali Mira cek, Ara dan Chika saling membenci, kan?




Tapi sepertinya sudah tidak seperti itu lagi..



"Benarkah? Kamu akan melakukan itu untuk Ara?” Mira akhirnya bertanya, mencari jawaban yang tulus, dan mendapat jawaban yang penuh dengan ketulusan juga dari gadis itu.



"Ya. Ara mungkin sangat menyebalkan dan selalu mencuri kamu dari aku, tapi akhir-akhir ini, aku mulai mengenal Ara yang sebenarnya.” .senyum kecil Chika sebelumnya kembali “Dia itu anaknya perhatian banget tapi dengan cara yang aneh dan bisa membuat aku tertawa. Dia gadis yang istimewa, bukan begitu?”




“Hmmmm… kamu terdengar seperti suka sama dia…” gumam Mira, sedikit ada rasa cemburu yang bahkan tidak disadari Chika




Daripada mengatakan aku suka sama dia, bisa di katakan rasa benci itu tak lagi ada untuknya. Dia secara mengejutkan adalah orang yang baik… dan dalam waktu yang singkat, dia berhasil mendapatkan kepercayaan dan persahabatan aku. Dia benar-benar berhasil mendapatkan itu …”




Mira melihat ekspresi Chika, mencoba mencari sesuatu. Dan ketika dia melakukannya, dia menghela nafas. .Chika bahkan tidak berbohong...



*****


“Hei mira! Bisa kita bicara sebentar? ” Tanya Ara saat dia akhirnya keluar dari kamar Celine sehingga gadis itu bisa beristirahat. Chika pergi ke kantin untuk membeli makan malam untuk mereka bertiga. Mira hanya mengangguk atas permintaan Ara sambil menepuk-nepuk kursi di sebelahnya yang diduduki Chika tadi.




“Tentu, ada apa?”




Ara hanya tersenyum dan menghela nafas, menyandarkan punggungnya ke dinding di belakang mereka. “kejar Chika… Lo bebas Mira…”




"Lo ngomong apa sih Ara?" Pipi Mira menjadi merah mendengar ucapan Ara. "Lo sangat aneh sekarang ... ada apa dengan lo...?"



Ara mengangkat tangannya, menunjukkan cincin di jarinya. "Gue udah pecahin masalah lo."




"Maksud lo apa?"




Mira sangat bingung saat itu tak mengerti maksud Ara. Ada alasan kenapa mereka berdua itu di panggil si duo bodoh. Dan tentu saja, di antara mereka Mira lah yang lebih bodoh.



"Ci Celine dan gue akan menikah." Ara menyampaikan berita itu kepada sahabatnya, dengan penuh kebanggaan dan kebahagiaan ...





“E-eh…? Tapi bukannya lo benci sama dia? Apa lo mulai gila sekarang, Ra?” dengan keterkejutan yang terlihat dari suaranya, Mira berdiri menuntut jawaban lebih dari ara.




Ara, yang menganggap pemandangan itu lucu, tertawa kecil. “Tadi gue ngelamar ci Celine, Lo udah bebas, nggak ada masalah lagi karena sekarang gue akan secara resmi mengambil alih tanggung jawab yang Lo punya atas Ci Celine. Gue janji sama Lo, kalau gue akan merawat Ci Celine dengan baik dan melindunginya dengan cara apa pun! ” Ara bahkan memberi hormat kepadanya, layaknya seorang bawahan. .“Jadi sekarang Lo bisa pergi dan bebas melakukan apa saja Chika dengan Chika"





“Yah! bagaimana lo bisa nikah sama dia sedang lo benci sama dia? Lo bener-bener udah gila, Ra.”




Saat itu, Chika sudah terlihat di lorong menuju tempat mereka berdua dan Ara melihat ke arah datangnya gadis itu.





Dengan seringai, Ara menjawab. “Ya, gue memang benci dia.... tapi benci bisa berubah jadi cinta kan? Siapa tahu…? Ini mungkin cara Cupid untuk menunjukkan takdir kita…”




Dan Ara tidak berbohong saat dia menatap Chika yang kini semakin mendekat ke arah mereka..



.....

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang