12

221 29 1
                                    


Chika VOP....

"kamu ngapain di sini, Chika?" Suara Mira dapat terdengar dari tangga darurat saat Chika berdiri di dekat dinding yang berbelok ke lorong lantai lima.....

Dia berdiri di sana bersembunyi dari jangkauan pandangan Ara dan Celine, berdiri diam dan perlahan mendengarkan, atau menguping, percakapan mereka

Bahkan sebenarnya, Chika sudah mengintip mereka sedari awal dan melihat kejadian dimana Ara mencium Celine. .pemandangan itu ... sedikit mengganggunya sehingga dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memalingkan muka.

Namun, seperti yang dikatakan sebelumnya, lantai lima selalu sepi karena hampir tidak ada orang yang pergi ke sana. Jadi, sakin sunyinya tempat itu, kamu bisa mendengar suara sekecil apapun. .dan saat itulah dia mendengarnya, kata-kata yang tidak pernah dia duga akan di ucapkan gadis itu.

“Berhenti mencintai dia, Ci… dan cintai gue sebagai gantinya…”.

Mendengar kata-kata itu, pikiran tertentu mulai terngiang-ngiang di benak Chika. Dan dari semua itu ada satu hal yang begitu mengganggu nya.

Kenapa Ara mengorbankan hampir segalanya demi kebahagian dirinya dan Mira?

Pertama, Ara merelakan rasa cintanya pada Mira dan membuka jalan bagi mereka berdua untuk bersama. .dan sekarang…

Ara dengan gamblang memohon kepada Celine untuk berhenti mencintai Mira  juga. Kenapa Ara melakukan itu…?

Dia begitu larut dalam pikirannya sehingga dia bahkan tidak bisa mendengar Mira memanggilnya sampai kelima kalinya.

“Yessica Tamara!!!!!”

“O-oh? k-kak Mira…” teriaknya, melihat gadis itu saja sudah membuat hatinya serasa jungkir balik. "A-apa yang kakak lakukan di sini?"

“Huh, harusnya kan aku yang menanyakan hal itu sama kamu? Dari tadi Kakak nyariin kamu di mana-mana sampai akhirnya kepikiran sama tempat ini dan melihat kamu disini. Omong-omong, kakak sudah memanggil kamu lima kali loh. Mikirin apa sih?"

Mira dengan penasaran menatap Chika, bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan gadis yang lebih muda itu....

Karena panik takut ketahuan, Chika dengan cepat meraih tangan Mira dan menyeretnya menuruni tangga menjauh dari tempat itu.

“Tidak apa-apa kak… aku hanya lagi mikir… ya adalah pokoknya…” gumamnya di sela-sela napas saat mereka mencapai lantai terakhir dan stay di sana....

Mira tidak percaya dengan kebohongan gadis itu tetapi dia tidak akan mendesak karena dia pikir,  yang di pikirkan gadis itu pasti tentang Jumat malam mereka berdua.

Sungguh Mira sangat ingin mengakui perasaanya pada Chika tapi tidak bisa… dan itu semua karena dia tidak ingin menghancurkan hati Celine. .tidak seperti Ara yang selalu memiliki hati yang kuat yang dapat menangani rasa patah hati nya dengan baik.

Celine hanyalah seorang gadis yang lembut dan polos. Dan dia tidak bisa ... dia tidak bisa menyakiti Cici nya seperti itu ...

“Hmmm, chika…” Mira memanggil sekali lagi, “Tentang Jumat malam yang lalu…”

“hmm?”

“Kupikir waktu itu aku sedikit tidak peka dengan perasaan kamu… jadi sekarang Aku benar-benar minta maaf dan uhmmm aku hanya ingin memperjelas…” gumam Mira, dengan suara pelan. “Celine dan aku nggak ada apa-apa… Kami benar-benar tidak menjalin sebuah hubungan…”

“Hmmmm…”

Hanya jawaban itu yang keluar dari mulut Chika.... bukan karena Chika tak suka medengarnya, hanya saja, Chika tidak tahu apa yang dia katakan atau lakukan pada situasi seperti sekarang.

Chika hanya berpegang pada apa yang ara katakan padanya. Gadis itu menyuruhnya untuk mempercayai Mira dalam hal ini dan mempercayai Ara juga...

Chika lebih dari siap untuk melakukan hal itu... dan lagipula dia juga bukan tipe orang yang suka mengeluh.

Chika mencintai Mira dan saat orang-orang mengatakan cinta itu akan banyak rintangan dan kesulitannya, Chika siap untuk melalui semua itu hanya untuk membuktikan betapa berharga dan serius cintanya pada Mira.

“Chika?” Mira sepertinya menunggu jawaban

Karena itu Chika putuskan memilih kata-kata simpel yang bisa dia rangkai untuk mewakili isi pikiran dan perasaannya. Lagi pula secara teknis Mira sudah mengakui perasaannya dengan jujur.

“Tidak apa-apa kak… Jangan khawatirkan aku karena aku pasti akan menunggu… dan perlu kakak tahu bahwa aku akan selalu ada untuk kamu, meski dengan hanya diam mencintai kakak dari jauh…”

“Mencintaiku…??”

Wajah Chika menyeringai dan menganggukkan kepalanya, “Ya… aku mencintai Kak Mira…”

Kalimatnya itu dirasa cukup untuk mereka berdua saat ini. Chika sendiri senang karena akhirnya dia bisa mengungkapkan perasaan yang dia sembunyikan selama dua tahun ini. Dia bahkan tidak mengerti apa yang membuat pengakuy cintanya begitu mudah... Biasanya kan, menyatakan perasaan suka pada seseorang dipenuhi dengan kecemasan dan kegugupan kan...? .dan harusnya itu selalu terjadi ... kan?

Mira juga senang mendengar kata-kata dari gadis itu. Dia merasa tidak enak karena tidak bisa mengatakan perasaannya secara langsung tetapi dia juga berpikir bahwa ini bukan waktu yang tepat. Dia akan menyelesaikan tentang janji nya dengan Celine nanti. Dia akan memberitahunya bahwa Chika lah gadis yang dia cintai. .dia tidak bisa bertanggung jawab pada Celine lagi... Dia punya orang lain. Dia berharap Celine bisa menemukan seseorang juga..

"Oh? Tali sepatu kamu lepas…”  Ucap Mira melihat ke arah sepatu Converse yang di kenakan Chika "hmmm...apa karena tadi kamu jalannya cepat-cepat ya kayak di kejar hantu?" Dia terkekeh dalam hati, berpikir bahwa Chika itu tipe gadis yang imut dan canggung seperti biasanya di mata Mira.

Tanpa peringatan, Mira berjongkok dan mengikat tali sepatu Chika. Keduanya tersipu karena itu. Rasanya seperti adegan film di mana pemeran utama pria selalu menjaga gadisnya.

Di pikiran chika, Mira itu selalu tampak seperti seorang pangeran dan ksatria yang selalu siap melindungi nya.

Gadis itu selalu ada untuk melindunginya seperti sebelum-sebelumnya dari semua ejekan dan lelucon Ara dan dia selalu ada untuk menjaganya dengan baik…

ah...memikirkan Ara, dia tiba-tiba ingat kata-kata gadis nakal itu.

Memang, Mira mungkin pangeran dan pahlawan nya, tapi dia juga punya seorang badut, teman yang bisa dia andalkan. Dia tidak pernah menganggap Ara sebagai teman tapi selama seminggu terakhir, Chika hubungan mereka setidaknya mulai membaik.

Karena meski Mira selalu ada untuk menyelamatkannya, Ara juga selalu ada disampingnya, bukan untuk membuatnya kesal… tapi setidaknya untuk membuatnya tersenyum dan tertawa...

****

Mira serata Chika tampak menikmati waktu mereka bersama. Tidak sampai mereka melihat Ara berlari ke arah mereka dengan langkah tergesa-gesa, seolah-olah dia berlari sejauh sepuluh mil saat itu. Tanpa menahan napas, dia menyampaikan berita itu kepada Mira, yang terlihat khawatir saat melihat sahabatnya.

.“C-Ci Celine…” Ara menghela nafas sebelum terbatuk.

"A-apa yang terjadi pada Celine?" Mira bertanya dengan sangat khawatir.

Dia tadi pingsan. Tadi gue bawa dia ke Ruang kesehatan t-tapi mereka tidak bisa membantu. Ambulans akan datang sebentar lagi. Ci Celine kena serangan jantung."..

Tanpa banyak berpikir, Mira berlari ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan Celine…meninggalkan Chika bersama Ara, yang juga dalam kondisi tidak begitu baik

****

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang