Mira Vop
Bisa menaiki gedung tak berpenghuni berlantai 5 itu adalah sesuatu yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Apalagi kini, dia benar-benar tengah melangkah menuju atap gedung yang sudah usang itu.
Tepat ketika dia sudah meginjakkan kaki di atap gedung itu, di sana ia melihat Mira sudah berdiri, tengah melihat ke bawah, seolah-olah gadis itu akan mengakhiri hidupnya saat itu juga.
Angin bertiup tidak terlalu kencang saat itu, membuat Mira terlihat betah dan menikmati berada di sana, tampak nyaman dan keren...
Meskipun akhirnya Chika menyadari, pemandangan itu tidak membuatnya hatinya berdebar-debar seperti saat melihat Ara di bukit waktu itu.
"Kalau Kak Mira mau bunuh diri, setidaknya, Kak Mira bisa memilih hotel bintang lima,..."
Chika segera bergumam, menarik perhatian gadis itu yang kini memasukkan kedua tangannya ke dalam sakunya celananya.
Mira membalikkan tubuhnya untuk menyambut Chika dengan senyuman...senyuman.... sayangnya senyuman itu tak seperti biasanya.
Senyuman itu tampak menyedihkan, dan Chika hampir bisa merasakan itu, hanya dengan melihat nya.
"Hai, hmmm...kamu bisa berdiri di sini juga? Tapi..kalau kamu mau sih, lagian aku juga tidak akan memaksamu, aku janji..."
Tanya Mira, bahkan kini menawarkan tangannya pada gadis yang lebih muda darinya itu dan di sambut dengan cepat Chika.
Ketika mereka berdua sudah berdiri bersama di tepian gedung itu, dan sementara angin berhembus menerpa tubuh mereka, keduanya tetap diam, tidak yakin harus berkata apa.
Melihat ke bawah, Chika melihat lampu-lampu kota yang indah di malam hari. Jarang sekali ada pemandangan secantik ini di kota Jakarta.
Mira, yang juga melihat pemhandangan yang sama, dia kembali teringat pada sosok yang paling menyukai hal-hal seperti ini.
Satu kali saja mereka melangkah dan mereka pasti akan langsung terjatuh..Kalau boleh jujur, keduanya takut akan ketinggian, terutama Mira. Tapi untuk sekali ini, dia berusaha memberanikan diri.
Di antara Ia dan Ara...
Sahabatnya itu lah selalu yang paling berani. Anak itu tak pernah takut apapun, termasuk ketinggian, sedang Mira di satu sisi sangatlah penakut.
Ara... sangat jauh berbeda darinya, bahkan ketika banyak orang yang mengatakan mereka sangat mirip.
Ya, mereka berdua anak yang cerdas, yang akan selalu tersenyum dan bercanda. Ara dan dirinya memiliki banyak kesamaan, tetapi ada juga banyak perbedaan.
Ketika Mira manis dan baik kepada semua orang, sedang Ara hanya akan memberikan perhatian pada orang-orang yang dia percayai, orang-orang yang menurutnya pantas mendapatkannya.
Ketika Mira selalu menyemangati orang, Ara akan melakukan hal yang sebaliknya.
Di atas semua itu, ketika Mira mengaku mencintai seseorang, Ara tidak akan pernah mau mengakuinya...
Definisi cinta Mira selalu berbeda dibandingkan dengan Ara.
Ketika Mira melihat cinta sebagai perasaan yang berdebar-debar, perhatian dan kebaikan dan keakraban, Ara berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
FanfictionCredit go to ReallCheck Yessica Tamara (Chika) sudah lama memendam rasa pada seniornya yg bernama Amirah Fatin. Baginya, semua tentang dia sempurna di matanya. Mulai dari wajah, senyuman, sosoknya dan terpenting sih sikapnya. Pokoknya mah amirah Fat...