30#

123 9 2
                                    

Takao dan Reina kembali ke asrama dengan pikiran mereka yang masih belum terlalu jernih di tambah dengan perkataan yang menjadi percakapan terakhir mereka dengan wanita tersebut.

Reina tenggelam dalam pikirannya, ia berpikir tentang 'perubahan besar' yang disinggung oleh wanita tersebut. Dan sekarang ia semakin penasaran dengan ke depannya

"Reina, bagaimana kalau kita minum teh di tea room? Sepertinya kita berdua perlu ngobrol panjang lebar"

Reina mengangguk menyanggupi permintaan Takao

Di tea room, Reina menyerahkan 2 cangkir teh dan mereka duduk berhadapan. Reina berdiam, ia masih tenggelam dalam pikirannya. Takao meminum tehnya dengan pelan, kemudian ia membuka percakapan awal

"Mengenai wanita yang tadi... dan foto yang ia pegang. Aku merasa ada sesuatu yang mirip dengan kita"

"Eh? Apanya yang mirip?"

"Aku sendiri juga kurang jelas tapi.. entah mengapa aku merasa ada hubungannya. Aku akan mengecek histori di perpustakaan kekaisaran nantinya, saat kita libur musim panas"

"Oh.. musim panas.. benar juga musim panas.."

Reina meminum teh miliknya sebelum ia berbicara lagi. Berbicara tentang musim panas, mungkin akan sulit untuk Reina, mengingat ia tidak tahan hawa panas dan membutuhkan perlindungan kulit lebih banyak di musim tersebut

"Kita akan libur setelah ulangan semester nanti kan? Sepertinya aku akan langsung pulang ke Kyoto dan berlatih kyudou di sana untuk persiapan turnamen di musim gugur nanti"

"Kyoto?"

"Induk rumah Okugawa berada di Kyoto, kami menetap di Tokyo karena dulunya rumah haha-ue ada di Tokyo, sekarang pun masih menetap di rumah Tokyo setelah rumah itu di perbesar dan di renovasi"

Takao mengangguk-angguk. Tiba-tiba terbesit di kepalanya untuk main ke rumah Reina saat liburan musim panas nanti. Ia bertanya apa boleh datang ke rumahnya, Reina sempat ragu-ragu apa tak masalah seorang pangeran mahkota mendatangi rumah yang tidak seberapa ini, Takao menaikkan sebelah alisnya bingung.

Apa salah nya dengan itu?

"Kalau kamu khawatir soal penjagaan, kamu kan personal escort ku juga, bukannya tak perlu ada yang dikhawatirkan lagi?"

"I, iya ya.. aku akan menghubungi haha-ue nantinya.





Sementara itu di kantor Namjoon, ia dan istrinya kedatangan tamu yang tak biasa, mungkin lebih tepatnya 'sudah lama mereka tak merasakan ini lagi' seperti itu. Nadeshiko tersenyum-senyum, ini mengingatkan dirinya saat masih menjadi manajer sebuah boy Group dulunya

"Jadi? Bagaimana dengan tawaran kami?"

"Kami akan menerimanya selama syarat yang kami berikan anda terima juga"

"Tentu saja tak masalah! Jadi sudah sepakat ya"

"Tunggu sebentar"

Namjoon mengeluarkan selembar kertas dan pena di atas meja, ia memberikannya kepada tamu tersebut

"Tolong tanda tangani kontrak ini. Sebagai jaminan bahwa anda benar-benar memenuhi syarat"

"Oh... o, oh ya tentu saja!"

Nadeshiko tersenyum-senyum lagi, ia sudah terbiasa dulunya menghadapi tamu seperti ini, dan ia merasa sedikit senang karena bisa merasakannya lagi pengalaman ini

"Kalau begitu, akan kami hubungi ketika jadwal dan plan nya sudah selesai, terima kasih atas partisipasinya!"

"Tunggu sebentar, tuan-tuan sekalian jauh-jauh dari Korea untuk mengerjakan project ini, tak sopan rasanya saya sebagai tuan rumah tak menyambut dan mengantar kan tamu dengan baik. Ini ada sedikit oleh-oleh khas Jepang yang bisa di bawa pulang, mohon di terima"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When the Gray and White MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang