14#

48 12 0
                                    

Di green garden sekolah,Takao dan Reina bertemu dengan Toru disana. Ia sedang duduk sambil meminum teh dan snack di gazeebo yang tersedia

Toru mengajak Reina dan Takao untuk minum teh bersama, dan Reina mengiyakan ajakan Toru.

"Reina, aku ingin.. meminta maaf kepada yang lain.. kepada Makoto dan yang lainnya.."

"Oh... tentu. Tentu saja, akan kupertemukan kamu dengan yang lain. Asal kamu tahu saja, mereka selalu menunggumu"

"Terima kasih.. dari dulu aku ingin meminta maaf tapi aku tidak ada keberanian menemui mereka.."

"Toru, permasalahan mu itu pernah kuceritakan kepada yang lain. Mereka akan tetap memaafkanmu, lagipula yang salah bukan kamu kok. Umm jadi.. hanya ini yang ingin kamu bicarakan?"

"Oh... Reina, apa aku.. boleh minum teh bersamamu? Aku menyiapkan ini semua, kamu suka teh kan?"

Reina tersenyum dan mengangguk. Akhirnya mereka bertiga minum teh bersama sampai bel masuk






Nadeshiko memarkir mobilnya,ia memasuki sebuah cafe yang bergaya Eropa klasik dan memesan teh serta kudapan manis yang cocok untuk menjadi teman minum tehnya

Setelah pesanannya di antar ke mejanya, Nadeshiko mengeluarkan tablet dan buku notes tebalnya, ia terlihat seperti sedang memeriksa sesuatu yang penting

Ia memasang earphone di telinganya dan menghubungi seseorang melalui handphone nya

"Ini aku. Maaf menelpon mu tanpa pemberitahuan, tapi aku butuh dirimu untuk menyelediki sesuatu. Karena kamu punya 'koneksi' dengan mereka, kupikir kamu bisa melakukan sesuatu"

Ucap Nadeshiko, lawan bicaranya terkekeh mendengar permintaan Nadeshiko

"Fufufu, apa ini permintaanmu selama kita tak bertemu selama beberapa bulan ini?"

"Jangan khawatir, selama kamu disana aku akan menjamin Ivan mendapatkan tawaran yang ia mau"

"Tidak perlu, tidak perlu. Tahun lalu kamu memberinya kado secara cuma-cuma, dia anakku aku tak ingin temanku satu ini jadi nanny nya. Jadi, apa yang ingin kamu sampaikan kepadaku dan suamiku?"

"Karena kamu punya 'koneksi' yang cukup luas ditambah dengan suamimu kurasa kamu tahu apa yang ingin aku sampaikan"

"Aah, yang itu. Oke, akan kami laksanakan. Terus juga,jangan perlakukan kami sebagai bawahanmu dong"

"Maafkan aku, saat ini aku dan Namjoon tak bisa bergerak karena mereka pasti akan segera mencurigainya, dan hanya kamu yang bisa"

"Fufufufu, oke serahkan saja kepadaku"

"Terima kasih, Shanon"

Nadeshiko mematikan teleponnya dan meminum seteguk teh herbal hangat itu. Ia memandang ke arah jendela. Tak sengaja ia mendengar obrolan orang-orang di belakangnya yang membuat Nadeshiko tertarik untuk mendengarnya

"Tokyo Elite Academy ya.. putriku berencana mendaftar disana tahun depan, tapi kudengar ujian nya susah apalagi etiquette nya juga susah"

"Etiquette? Apa itu?"

"Itu lho, etika sopan santun seperti keluarga kerajaan atau kalangan orang-orang kaya yang terhormat gitu. Putriku setiap harinya belajar dengan giat bahkan ia mengikuti kursus etiquette dari Royal Academy"

"Ara... aku tidak tahu soal itu. Haruskah putera ku juga ku ikutkan kursus? Sebab,ada pangeran pertama disana kan"

"Semoga saja putriku bisa berkenalan dengan pangeran. Oh iya,selain itu 'keluarga' itu juga semuanya masuk ke Tokyo Academy lho"

When the Gray and White MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang