Setelah dari asrama guru, Reina dan Takao segera kembali ke asrama mereka, dan langsung mengumumkan apa yang mereka dapatkan sesampainya di asrama
"Oooh, festival budaya. Tunggu, dipersiapkan setelah festival olahraga?! Berarti,minggu ini harus ditentukan dong kelas kita mau bikin apa"
Ujar Mina dengan wajah paniknya. Makoto membalas
"Benar, minggu depan kita harus mempersiapkan untuk festival budaya dan festival olahraga sekaligus. Aku ingin festival olahraga kali ini tidak terlalu dipikirkan karena ini hanya menyangkut olahraga saja, kurasa kita harus 'benar-benar' menentukan kelas kita mau buat apa untuk festival budaya kali ini. Soalnya yah... tahu kan tujuan dari festival budaya ini apa?"
Reina menjawab
"Menarik pelanggan masa depan untuk bisnis kita. Iya kan oniisama?"
"Hehe, adikku memang pintar~"
Mina dan teman sekelas lainnya hanya berdiam. Mereka harus terbiasa dengan si kakak pecinta adik ini
"Kalau begitu, ayo kita rapat di lounge saja"
Semua orang berkumpul di lounge belakang, Reina dibantu 2 orang teman sekelasnya membuatkan teh di ruang teh tempat yang sudah ditandai oleh Reina
Alias itu ruangan milik Reina yang disetujui oleh yang lain
"Untuk Makoto-niisama berikan dia cangkir putih ini, untuk Ruri karena dia suka yang manis bawakan cangkir hijau, aku menambahkan 3 sendok teh gula. Yuuya dan Ivan ada di nampan yang ini, mereka menyukai manis alami ketimbang gula jadi ku beri madu murni didalamnya, tolong jangan sampai tertukar"
"Baik"
"Reina-san, jangan-jangan kamu menghafal apa yang mereka suka dan tak suka?"
"Mereka temanku sedari kecil, dan selalu aku yang menyeduhkan teh untuk mereka, jadi aku tahu. Ah, Mina lebih memilih memakai susu di tehnya, teh miliknya hanya black tea biasa tolong bawakan juga"
"Baik"
2 orang lagi datang untuk membantu, lagipula membawa 20 cangkir hanya 3 orang sepertinya repot, jadi 2 orang ini memutuskan untuk ikut membantu membawakan teh ke lounge
Salah satu temannya mengangkat nampan kecil yang hanya ada 1 cangkir teh dengan warna teh yang unik dan irisan lemon di sampingnya
"Lho? Ini teh? Kenapa warnanya biru..?"
"Maaf, itu punyaku"
"Punya Reina-san? Teh apa ini?"
"Ini Butterfly Pea. Yang lain hanya Black tea biasa, kalau punyaku ini rasanya tidak bisa kalian terima hanya dalam sehari"
"Aaah, begitu.. tea experts kita memang menawan dan berbeda!"
"Haha, aku tersanjung akan pujianmu. Nah, sekarang ayo kita bawa ini semua"
Di Lounge, semuanya sudah berkumpul. Makoto dan Reina menjelaskan isi print-out yang mereka dapatkan
"Selain itu, kita harus menghitung hasil penjualan kita dan melaporkannya kepada wali kelas. Kurasa, bendahara kelas bisa melakukannya"
"Serahkan kepadaku! Bendahara kelas siap menghitung hasil nya nanti! Eh, jadi kita memutuskan untuk jualan sesuatu atau memberikan hiburan?"
"Di tengah jalan tadi saat pulang, Reina bilang ia mendapatkan ide"
Semua orang melihat ke arah Reina. Ia ragu-ragu untuk mengatakannya, mereka ingin mendengarkan ide Reina
"Aku tidak yakin ini ide yang bagus atau tidak, tapi bagaimana kalau kita membuat 'Tea House'?"
KAMU SEDANG MEMBACA
When the Gray and White Meet
أدب الهواة*Lanjutan dari Our Manager mantel tebal berwarna tikus,sarung tangan wol berwarna tanah gaun putih seputih salju,mata berwarna pink seperti permata musim dingin adalah musim dimana hewan-hewan berhibernasi,itu pikirnya "hei,ini musim dingin kenapa k...