19

4.7K 668 175
                                    

🌚🌚🌚
...

Jaehyun membuka matanya, ia tertidur di kasur dengan selang infus di punggung tangannya, badan Jaehyun terasa panas dan juga lemas. Ia melihat ke samping kanan dimana dirinya melihat Kris yang tengah berbicara lewat telfon.

Jaehyun berusaha bangkit, namun sia-sia, jangankan untuk bangun, untuk duduk pun Jaehyun tidak sanggup. Badannya terlalu lemah untuk saat ini.

"Sudah bangun?" Kris memasukkan handphone nya ke saku dan berjalan ke arah Jaehyun

"Kenapa kau datang?" Tanya Jaehyun

"Aku memang tidak akan membantu mu dalam pencarian Achana, namun aku akan tetap menjaga mu karena kau sahabat ku." Ujar Kris santai

"Kau tau Achana dimana?" Tanya Jaehyun

"Ya." Kris menjawab singkat tanpa merubah ekspresi wajahnya

"Dimana dia?" Jaehyun menatap Kris penuh harap

Kris tertawa remeh lalu menyilangkan tangannya di depan dada, wajahnya berubah menjadi datar dan kemudian menatap Jaehyun dengan tatapan sini andalannya.

"Sekalipun aku memberitahu mu, kau tidak akan bisa mengambil dia semudah itu, bodoh." Ucapan Kris membuat kening Jaehyun mengkerut

Apa maksudnya?

"Kau tidak akan bisa melawan dua orang yang sedang bersama Achana saat ini." Ucapan Kris semakin membuat Jaehyun bingung.

Dua orang? Siapa?

"Yono dan Elang." Kris seakan-akan bisa membaca raut wajah Jaehyun.

Jaehyun terdiam, dan berfikir semakin keras. Yono? Kakek Achana? Dan siapa tadi?! Elang? Siapa sebenarnya dua orang itu?

"Siapa sebenarnya mereka Kris?" Tanya Jaehyun

"Mereka adalah..."

.
.
.

Achana menatap buah hatinya yang baru lahir itu. Menatap penuh sayang dan juga tersenyum lembut saat melihat pergerakan kecil dari anak perempuannya yang baru lahir itu.

Ia sudah memberi ASI untuk bayinya yang baru lahir itu sekitar beberapa menit yang lalu.

Tak berselang lama Elang datang dan terdiam melihat pemandangan di depannya.

"Mirip denganmu. Sangat mirip." Elang berujar demikian setelah terpesona beberapa menit dengan interaksi Achana dan anaknya itu.

"Cantik bukan?" Tanya Achana sambil menatap Elang

Elang berdehem sebentar untuk menetralkan hatinya yang tiba-tiba berdegup kencang saat Achana menatapnya dengan senyuman yang lembut itu. Ya, Elang salah tingkah.

"Ya, cantik, seperti ibunya." Ujar Elang setelah selesai dari acara salah tingkah nya.

Bayi nya itu sudah dimandikan dan di adzan in oleh Jaka. Ayah dari Achana itu begitu senang melihat bayi yang masih berwarna merah muda itu bergerak meringkuk untuk mencari kenyamanan dalam kain yang membalut tubuh mungil itu.

"sudah memikirkan nama?" Tanya Elang yang kini ikut mengelus pipi bayi perempuan itu.

"belum, Achan cuman punya 2 pilihan nama depan aja, Hana atau Alana. Kalau nama belakang... Apa Achan harus kasih nama dia?" Tanya Achana

"Tidak, menaruh nama belakangan bajingan it- aduh!" Elang meringis kala mendapatkan cubitan di lengannya

Cubitan Achana itu lumayan perih dan panas di akhirnya. Pantas saja Jeno kabur bila akan dicubit Achana. Tapi Elang rela kok dicubit tiap hari, asal sama Achana di cubit nya.

Mama Achan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang