18

4.3K 705 234
                                    

...

Achan melambaikan tangannya ke arah Mark, Rena, Jeno, dan Nana yang hendak kontrol ke dokter di kehamilan ke 4 jalan ke 5 bulan Nana dan Rena. Diikuti Jefian dan Sungchan karena setelah itu mereka mau ke mall jalan-jalan.

Achana tidak ikut, kehamilannya sudah menginjak bulan ke 9, yang mengharuskan Achana maupun orang sekitar siap siaga apabila Achana merasakan nyeri pada perutnya.

Senyuman Achana luntur saat mobil Jeno menjauh dari pekarangan rumah Yono. Dirinya duduk termenung di ayunan yang ada disana, sambil tangannya mengelus lembut perutnya yang membuncit.

"Achan iri... Calon anak mereka kontrol ke dokter dan lainnya sama ayah mereka.. Kenapa Achan enggak?" Lirih Achana

"Kamu gapapa kan dek?" Ujar Achana sambil terisak, air matanya berlomba-lomba turun melewati pipi Achana yang sedikit tirus dibandingkan dulu.

Achana sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara yang keras, ia tak mau membuat Mama, Papa, Kakek dan adeknya panik.

Hati Achana lelah, dia capek, rasa ingin pergi selamanya dari dunia ini tinggi, namun Achana masih memikirkan anak-anak nya dengan Jae- ah, maksudnya Achana masih memikirkan kebahagiaan anaknya, Achana tidak mau semua anaknya baik tiri maupun kandung terlantar.

"jangan menangis, kau tidak sendiri, ada aku disini..." Elang datang dengan bunga matahari kesukaan Achana. Ia menghampiri Achana yang tengah murung itu lalu mencium keningnya pelan.

Achana memejamkan matanya, merasakan ciuman di dahinya. Elang secara tidak langsung menggambarkan rasa sayangnya yang besar dan juga secara tidak langsung memberi Achana semangat dan rasa aman.

"KAK ACHAN! LAH ADA OM BURUNG?!" Dolan datang ke halaman rumah sambil membawa susu ibu hamil

Ya, sudah menjadi rutinitas Dolan setiap jam 8 membuatkan susu ibu hamil untuk kakak kesayangannya itu.

"Elang." Koreksi Elang dengan wajah lelahnya.

"Kata kak Mark, manggil om Elang harus om Burung!" Seru Dolan

Achana terkekeh ringan lalu menerima susu yang Dolan berikan kepadanya dan meminum susu ibu hamil itu sedikit demi sedikit.

"Ya ya ya..." Ujar Elang

"Om, Dodo mau ajak om kerja sama!" Seru Dolan semangat

"Apa?" Tanya Elang heran

"Dodo bantuin kakek restuin om, om kasih PS 5 ke Dodo. Gimana?" Tanya Dolan penuh senyum licik.

"Kakek bisa beliin pabrik PS." Yono datang dengan wajah datar dan berdiri di ambang pintu utama

Dolan tertawa canggung sambil menggaruk pipi tembamnya. Merasa rencana nya gagal dan akhirnya hanya bisa menatap kakeknya dengan tatapan memelas.

Prang!

Achana menjatuhkan gelas susu dan memegang perutnya sambil merintih kesakitan. Air ketuban nya turun dengan bebas di kaki Achana. Elang dengan sigap menggendong Achana ala pengantin dan menatap Yono seolah meminta persetujuan.

"Kita ke rumah sakit, aku menyetir, kau jaga Achana di belakang. Dodo, suruh mama sama papa nyusul dan bawa kebutuhan Achana." Yono berjalan dan mengambil kunci mobil Elang yang ada di meja halaman.

"Sabar sayang... Ada Elang disini.. Jambak aja gapapa, ayok bertahan.." Elang terus mengucapkan kata-kata penenang untuk Achana

.
.
.

Jaehyun menatap datar pria yang baru saja mengucapkan untuk mengundurkan diri dari pencarian Achana. Entah mengapa semua orang suruhannya tidak pernah bisa menemukan keberadaan Achana!

Siapa orang dibalik ini semua? Se kaya apa dia? Se berpengaruh apa dia hingga semua orang yang Jaehyun bayar hampir mengundurkan diri?!

"Pergi." Jaehyun berujar singkat lalu kembali memasuki ruang kerja nya dan meretas instagram Achana.

Namun hasilnya Achana ada disini dengan terakhir login adalah tanggal dimana Jaehyun ke rumah Tia.

"SIALAN!" Jaehyun membanting cangkir berisi teh nya.

Kemana semua orang?! Kenapa seperti ditelan bumi?! Kemana mereka membawa semua orang tersayang Jaehyun?! Dan bahkan kenapa anaknya tidak ada di pihaknya?!

Jaehyun memasuki kamar mandi dan kemudian membasuh wajahnya dan melihat kaca. Wajah Jaehyun begitu menyeramkan.

Kedua mata itu dihiasi kantung mata yang besar, belum lagi pipi Jaehyun yang sudah tirus, wajah tidak terawat dan badannya yang kurus. Ini lebih buruk daripada Achana di culik. Karena tidak ada seorangpun yang menyemangati Jaehyun.

"ARGHH!!!"

PRANGG!!!

Jaehyun menonjok kaca di depannya kemudia memundurkan badannya hingga membentur tembok. Lalu badan itu merosok hingga terduduk.

Jaehyun menekuk kakinya dan memeluk kakinya serta menyembunyikan wajahnya di sela-sela lutut dan dadanya. Membiarkan rasa nyeri pada tangannya yang berdarah akibat memukul kaca hingga pecah.

Jaehyun menangis keras, mengucapkan kata maaf dan memanggil nama Achana berkali-kali, kata-kata penyesalan pun ikut serta keluar dari dua belah bibir Jaehyun yang memucat.

"Kamu kemana... Ayok pulang sama mas... Hiks... Maafin mas yang bajingan ini sayang... Ayo pulang... Achananisa hasanah... Ayok sayang pulang... Kamu kemana... Ayok sayang pulang sama mas ya... Jangan tinggalin mas.." Jaehyun terus menangis dengan keras tak peduli bahwa nanti pembantu dan yang lainnya akan mendengar tangisan Jaehyun

Jaehyun rapuh

Karena kesalahannya sendiri...


.tbc.

Yono ngasih lampu ijo ke Elang?

Jaehyun berhasil nemuin Achana gak?

Kira-kira Yono sama Elang sebenarnya siapa hayoo???

Greget tidak???

Mama Achan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang