Angin berhembus kencang, aroma parfum khas milik Damar selalu jadi favorit Nana.
Selain aroma parfum yang menjadi favoritnya adalah bahu juga punggung Damar. Sepanjang perjalanan Damar terus memikirkan perkataan Haidar, apa ia akan merebut Nana darinya? Tentu saja pertanyaan itu terus-menerus berputar di kepalanya.
" Na.."
" ..... "
" Tetap sama gua ya. Jangan deket deket cowok lain gua gk suka."
" .... "
" Kok gk ada suaranya? Biasanya berisik kaya toak perabot."
Damar mengurangi kecepatan motor nya, ia mengarahkan kaca spionnya ke arah Nana.
Ternyata Nana sudah terlelap di punggung nya. Karena tak ingin Nana terjatuh ia menghentikan motornya, lalu berusaha sebisa mungkin melepaskan jaket miliknya tanpa membangunkan Nana.Jaket itu di lingkar kan pada badan Nana lalu diikat pada pinggang nya. Setidaknya ia merasa ini jauh lebih aman.
" Haha dasar tukang tidur."
" Tidur aja cantik."
" Pantesan banyak yang ngejar."
" Tapi gua gk akan biarin buaya deketin lu. Apalagi nyakitin lu, enak aja gua capek capek buat lu senyum dia seenaknya buat lu nangis."
Damar menginjak gigi lalu menancapkan gas motornya. Ia begitu menikmati perjalanan sore ini, tidak terlalu padat tetapi tidak terlalu sepi.
.
.
.
.
Setelah ± 30 menit perjalanan. Mereka sampai di sebuah perumahan, iya itu mereka tinggal di perumahan yang sama. Hanya saja berbeda blok.
/ Perumahan Cloveria /
Damar memarkirkan motornya tepat di depan rumah Nana. Mendengar ada suara motor yang berhenti di depan rumahnya pria muda yang akrab disapa 'Adan' itu langsung menghampiri mereka.
Kebetulan Adan sudah pulang dari acara kampusnya 10 menit sebelum mereka.
" Yaampun anak ini.. bisa bisa nya dia tidur." Ucap Adan
" Tau nih. Abis kali bang batre nya haha." Cletuk Damar.
" Hahaha.. dia mah gk pake batre mar."
" Terus?."
" Pake kunci, diputer dulu baju gerak."
" Ayam ayaman kali ah bang. Ck"
" Btw makasih ya udah anter adek gua."
" Sama sama bang, kalem kaya sama siapa aja."
" Na.. udah nyampe."
" Sttt udah biarin aja, biar gua gendong."
Adan menggendong Nana masuk ke rumah. Sementara Damar memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya.
/ Kamar Nana /
Ia meletakkan adiknya itu. Melepaskan ransel juga sepatu yang masih dikenakan Nana.
Sedari kecil Adan di ajarkan bunda untuk menyayangi dan menghargai perempuan.Meskipun adiknya sedikit menyebalkan akan lebih menyebalkan lagi jika ia gagal melindungi adiknya.
" Na.. bangun dulu ganti baju nya."
" Hmm.." gumam Nana
" Mau makan apa?"
" Bang Adan.."
" He? Mau makan Abang? Masa Abang sendiri dimakan na.."
" Makasih bang, makasih udah jadi Abang Nana. Nana beruntung banget punya Abang kaya bang Adan.."
" Nanti kalau ada yang sakitin bang Adan bilang Nana ya.. biar Nana pukul dia! Hehe" memperagakan pukulannya.
" Gemes amat si ngelindurnya."
" Makasih juga udah jadi adik nya Abang. Kalo gk ada kamu gk tau deh Abang gimana sekarang."
" Bangun ya. Abang mau ke dapur siapin makanan. Mandi."
" Iyaaa.."
*
*
*
*
*
*
Hi, karena hari ini adalah hari spesial buat author nya. Sesuai janji kejutan, aku sudah update 4 bab sekaligus.
Mohon kerjasama untuk vote nya ya~
Terima kasih
Salam hangat Yoonzea<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Damar & Janji • Kim Doyoung[Hiatus]
Teen FictionIni Damar, laki laki dengan sejuta mimpi. Namun sebagian besar dari dunianya telah hilang. Kehidupan nya terasa hampa, dingin, dan begitu sunyi. Suatu pertemuan yang tak pernah ia duga sebelumnya, mempertemukannya dengan seorang gadis kecil yang cer...