± 15 menit perjalanan Nana dan Damar tiba di sekolah
SMK TIRZANA BUMI
Nana berjalan beriringan dengan Damar. Namun semua mata tertuju padanya, seperti tatapan tak menyenangkan.
Namun Nana tak mengindahkan tatapan tatapan itu dan terus berjalan. Ia merasa tak berbuat kesalahan apapun di sekolah ini.
Damar sudah memasuki ruang kelasnya.
" NAAAA.."
Terdengar teriakan dari arah belakang Nana. Suara itu tak asing baginya, suara itu semakin jelas terdengar.
" Nanaaa.."
Nana menoleh ke sumber suara, " hm?."
" Woylah. Ayo ikut gua sekarang." Ucap Arsya dengan nafas tersengal-sengal.
" Kemana sya?"
" Udah ikut aja!." Menarik tangan Nana
" E-eh.."
Arsya membawa nana kesatu tempat yaitu Mading pusat sekolah. Ia melihat fotonya tertempel sempurna di Mading. Namun, ada yang janggal dengan foto itu. Diatas foto itu tertulis dengan jelas "Jalan sama om om aja bangga. Cantik si tapi perebut pacar orang plus lont*."
" Orang bodoh siapa yang tempel ini!?" Tanya Arsya kesal.
" Hahaha.. bodoh! Kurang kerjaan banget."
" Ohh pantes tadi satu sekolah liatin gua kaya gitu. Rupanya ini? Gk berkelas banget si main nya." Jawab nana
" Kita harus cari tau na, kalau gk dia makin tuman!"
" Iya sya. Tapi jangan gegabah juga."
Di belakang Nana dan Arsya terdapat beberapa murid kelas lain yang sedang membicarakan Nana.
" Ih liat tuh. Main nya sama om om, kurang kasih sayang orang tua nya tuh."
" Haha iya ya.. kurang juga kali uang saku nya."
" Dasar akhlak less."
" Kurang uang ya? Nih gua kasih."
" Iya ih kasian, denger denger setiap ambil rapot orang tua nya gk pernah hadir."
" Malu kaliii.."
" AHAHAHHAHAH.."
" Nyari penyakit ini orang." Gumam nya.
Arsya yang mendengar perkataan itu amat sangat kesal. Ia berniat melabrak lambe lambe tak bertanggung jawab itu lalu menguncir nya. Baru saja Arsya ingin pergi mendekati mereka, langkah nya terhenti karena tangannya di tahan oleh Nana.
" Aku lagi gk mau cari masalah sya. Biarin aja dulu."
" Kenapa na?."
" Kata bang Adan kalau ada yang jahatin kita terus di balas kejahatan juga, apa bedanya kita sama mereka?."
" Tapi naa.."
" Gpp sya, kita pikirin cara lain dulu. Cari tau siapa pelakunya dan data lengkapnya bila perlu masa lalu nya." Ucap Nana menarik bibirnya sebelah kirinya.
" Sadis! Gua demen nih modelan gini."
" Oke sekarang gimana? Apa rencana lu?"
" Sini sya gua bisikin."
Nana membisikkan sesuatu ke telinga Arsya. Sekarang Arsya mengerti dengan tugas nya. Arsya tidak akan memaafkan siapapun yang telah melakukan perbuatan memalukan ini.
" Gimana setuju?."
" Setuju dong."
Sangat tidak adil, baginya Nana adalah anak baik dan tidak pantas di perlakukan seperti ini.
Kringgg...
Bel masuk berbunyiSemua murid masuk ke ruang kelasnya masing masing, begitu juga dengan Arsya dan Nana.
/ Kelas /
Kegiatan belajar mengajar berjalan normal seperti biasa nya. Tidak dengan Nana yang sedari tadi memutar mutar pulpennya dan sesekali melihat jendela.
" Na.. are you okey?" Tanya Nilam
" I'm worried."
" Why? Today's news about you?"
" No..."
" Terus kenapa na?"
" Bang Adan."
" Kenapa kenapa bang Adan!?"
" Tadi pagi badannya panas banget. Kayanya kecapean deh." Jawab Nana.
" Terus sekarang gimana?"
" Tadi pagi si udah gua kasih obat penurun panas."
" Semoga cepet sembuh deh Abang lu."
" Aamiin.. makasih lam."
" Eum.. gua boleh tanya sesuatu gk na?."
" Yang di Mading?."
Nilam hanya menganggukkan kepalanya.
" Menurut lu gua gitu gk?."
" Enggak si.. sorry gua gk bermaksud na."
" Gpp Sans aja. Orang gila tuh yang nempelin gituan kurang kerjaan dia."
" Sabar ya naa.. gua ada di pihak lu! Nanti kalau ketauan siapa yang nempelin. Nih siap siap aja biar gua beri dia!." Menunjukkan kepalan kedua tangannya.
" Terus ya bila perlu, gua sematkan dia pake paku payung di mading."
" Hahaha.. Nilam Nilam.."
" Gua acak acak muka nya."
*
*
*
*
*
*
Nahloh mau di sematin Nilam katanya, kira kira siapa ya pelakunya🤔
Eitss jangan lupa vote nya dulu dong hehe⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Damar & Janji • Kim Doyoung[Hiatus]
Roman pour AdolescentsIni Damar, laki laki dengan sejuta mimpi. Namun sebagian besar dari dunianya telah hilang. Kehidupan nya terasa hampa, dingin, dan begitu sunyi. Suatu pertemuan yang tak pernah ia duga sebelumnya, mempertemukannya dengan seorang gadis kecil yang cer...