20. Plaster

79 69 81
                                    

Nana mulai menggerakkan jari nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana mulai menggerakkan jari nya. perlahan ia membuka matanya, kepalanya masih sedikit terasa pusing akibat benturan bola tadi. Nana melihat di sebelah kanan nya terdapat nilam yang sedang terlelap.

dari raut wajah Nilam tampak begitu banyak masalah yang ia alami, tidur nya begitu pulas. Nana tidak berani untuk membangunkannya. harusnya hari ini dia tidak banyak mengeluh, masih banyak orang di luar sana yang nasibnya jauh kurang beruntung dari nya.

Nana mengusap kepala Nilam, " Anak hebat.. Anak baik.. Cantik paras nya juga hati nya."

" kamu hebat banget lam, nana gk bisa bayangin kalau ada di posisi kamu."

" Tetap jadi teman nana ya lam, jangan berubah."

" maaf kalau nana suka ngerepotin kamu dan selalu aja setiap ada masalah kaya gini kamu juga kena."

" Pokoknya gk boleh ada yang jahatin nilam."

Sejenak nana memalingkan wajahnya, " Nilam selalu kena masalah kalau di dekat nana. apa nana menjauh aja ya?"

TOK TOK TOK.

 Seseorang mengetuk lalu membuka pintu UKS.

Suara sepatu semakin mendekat ke arah Nana. Seorang laki laki mengenakan baju koko berwarna putih menghampiri nana dengan membawa beberapa bungkusan di tangannya.

 Seorang laki laki mengenakan baju koko berwarna putih menghampiri nana dengan membawa beberapa bungkusan di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu tidak lain adalah Damar. ia membawa beberapa makanan dan minuman di tangannya, ini sudah masuk jam makan siang.

Entah mengapa setiap kali ia melihat Damar, tubuhnya selalu mematung terkadang matanya benar benar membulat sempurna dan tak mengedip. begitu juga dengan alunan detak jantung nya yang menjadi sangat tak beraturan. Nana juga tidak begitu mempedulikan keadaannya itu.

Damar meletakkan beberapa bungkusan itu di meja. " Udah bangun?"

" coba liat." Damar mengangkat wajah nana pelan, memerhatikan setiap inci wajah Nana dengan serius.

Hal ini membuat jantung Nana seperti berhenti berdetak. Nana menahan nafas nya beberapa saat dan hanya mengedipkan matanya. ia juga tidak berani menatap Damar dengan jarak sedekat ini.

Damar & Janji • Kim Doyoung[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang