Damar & Janji • Kim Doyoung[Hiatus]

14. Bohong

Waktu menunjukkan pukul
06.00

Ting nong.. Ting nong..
Bel rumah Nana berbunyi.

Telapak kaki Adan begitu dingin, Nana mengambil minyak angin lalu membalurkan nya ke telepak kaki Adan.

" Siapa itu na pagi pagi begini?." Tanya Adan.

" Damar bang, bentar ya aku bukain pintu dulu." Memakaikan kaos kaki Adan.

" Iyaa." Jawab Adan.

Nana membukakan pintu rumah nya.

" Assalamualaikum.."

" Waalaikumsalam.. mana buburnya?"

" Nih." Mengangkat bungkusan yang ada di tangan kanannya.

" Makasih. Sini masuk dulu, mau minum apa?"

" Gk usah, nanti gua buat sendiri."

" Hm.." Nana pergi ke dapur menyiapkan bubur.

Damar hanya membuntuti Nana ke dapur. Wajah Nana terlihat sangat cemas, damar melihat setiap gerak gerik nana berbeda hari ini.

" Buburnya buat siapa?" Tanya damar

" Abang."

" Bang Adan sakit?."

Nana hanya menundukkan kepalanya ia tak mau melihat Damar ikut cemas melihatnya seperti ini. " Iyaa mungkin kecapean."

" Lu udah sarapan?"

" .... "

" Na? Lu boleh khawatir sama abang lu. Tapi ingat kesehatan lu itu nomor satu. Nanti kalau lu sakit sia-"

" Iyaa iyaa habis ini gua makan."

" Beneran ya?."

" Lu duluan aja, gua udah masak nasi goreng."

" Hm."

Nana bergegas menuju kamar Adan dengan membawa semangkuk bubur ayam di tangan nya.

Ia meletakkan semangkuk bubur itu di atas meja kecil berada tepat di sebelah tempat tidur Adan.

" Bang sarapan dulu yuk." Ucap Nana halus

" Iya." Tidak ada pilihan lain bagi Adan.

" Nih, bismilah. Buka mulut nya aaa."

" Bismillahirrahmanirrahim. aaaa.."

" Enak gk bang?"

" Gk ada rasa apa apa."

" Ha? Masa si?" Nana mencicipi bubur itu.

" Iya kan?"

Adan merasa ada sebuah gejolak dari dalam perutnya, sehingga ia sangat ingin memuntahkan makanan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya.