" Yang serupa belum tentu sama."
*
*
*
[ 07.15 ]
Pagi yang cerah, matahari sudah memancarkan sinarnya.
Damar sudah bersiap untuk pergi ke pemakaman, dengan memakai kemeja biru tua pemberian mendiang ibunda. berdandan serapih mungkin juga memakai parfum andalannya.
" Waduh wangi banget den."
" iya dong mbok, kan mau ketemu mamah hehe."
" sini mbok benerin kerah nya." bantu Mbok Risa
" ini kemeja hadiah dari mamah loh mbok."
" oh iya? bagus banget, cocok buat aden."
" makasih mbok."
" dah rapi.. Masya Allah ganteng banget den, gk ada lawan."
" haha mbok Risa bisa aja."
" Nyonya, lihat anak kamu sudah sebesar dan segagah ini sekarang. saya bingung, saya gk tau kapan saya pergi. saya ingin tetap tinggal, tapi saya sadar waktu terus berputar.. saya semakin tua, semakin rentan.. nanti siapa yang jaga den Damar?." Benak Mbok Risa
" mbok?"
" ... "
" mbok..?" damar memetikan jari nya
" ey iya den kenapa?"
" jangan bengong mbok, nanti kesambet."
" mbok gk bengong den, cuma lagi ingat ingat dompet di taruh dimana ya. kayanya di kamar."
" yasudah Damar berangkat dulu ya mbok."
" iya hati hati den."
" Assalamualaikum.."
" Waalaikumsalam anak baik.."
Damar meninggalkan mbok Risa, ia memasuki mobil sedan berwarna hitam.
Pakde Seno membukakan pintu gerbang,
TIN
Suara klakson Damar berbunyi dan pakde Seno melambaikan tangannya.
Semua sudah Damar siap kan mulai dari bunga, air mawar, dll. suasana jalan pagi ini cukup lengah. waktu tempuh menuju tempat pemakaman biasanya memakan waktu sekitar 1 setengah jam.
Damar sudah tidak sabar ingin menjenguk mamah nya. belakangan ini ia belum sempat berziarah makam dikarenakan jadwalnya yang padat, terlebih lagi ia adalah seorang ketua osis yang sebentar lagi habis masa jabatan.
Damar menaikkan kecepatan mobilnya, untuk mempersingkat waktu sampai di sana. ia tidak tahu bahaya mengintai nya setiap saat. ia hanya tetap fokus mengemudi.
*
*
*
*
*
1 jam kemudian...
Damar telah tiba di sebuah pemakaman umum dibilangan Bogor, Jawa Barat. dahulu ia bersama keluarga sempat tinggal di daerah ini, namun saat Daneen meninggal Dhika sang ayah memutuskan untuk menjual rumah itu dan pindah ke Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damar & Janji • Kim Doyoung[Hiatus]
Teen FictionIni Damar, laki laki dengan sejuta mimpi. Namun sebagian besar dari dunianya telah hilang. Kehidupan nya terasa hampa, dingin, dan begitu sunyi. Suatu pertemuan yang tak pernah ia duga sebelumnya, mempertemukannya dengan seorang gadis kecil yang cer...