19. Dia

61 65 60
                                    

" Dia bukan yang terbaik dalam hidup mu. Tapi kamu hanya terbiasa hidup dengan nya."


Tidak sampai disitu, rasanya hari ini nana benar benar sial. baru saja ingin bangun, sebuah bola melayang dan jatuh tepat di kepala nana. kini sekolah kembali bergoyang dimata nana.

" yah yah.. dangdutan lagi deh." sambil memegang kepalanya.

" apes banget si hari ini.. perasaan tadi baca doa deh sebelum ke sekolah."

seseorang memberanikan diri untuk menghampiri nana.

" na? lu gpp kan? aduhhh ini anak cowo bantuin nana kek angkat ke uks."

" iya nih, malah pada liatin aja!" sahut seorang lainnya.

Dari arah lain,

Arsya yang melihat kerumunan di lapangan penasaran dan menghampiri apa yang ada di balik kerumunan itu. ia baru teringat, sekarang jam olah raga nya nana. dengan cepat Arsya menambah laju lari nya.

" minggir. minggir" ucap Arsya menerobos masuk kerumunan.

" NANA?. Ini kenapa?"

" tadi ada yang dorong terus kepalanya kena-"

" awas." Arsya membopong badan nana.

" Kita ke dokter yaaa na. tahan."

" gk mau.." menyembunyikan wajahnya di balik koko Arsya.

Arsya dengan cepat membawa nana ke uks. ia bisa saja langsung membawa nana ke dokter, berhubung nana tidak mau ia hanya menuruti perkataan nana.

/ UKS /

Arsya membaringkan nana pada kasur uks. kemudian bergerak cepat menyiapkan segala obat obatan yang diperlukan dan juga membuatkan teh hangat untuk Nana.

Dengan telaten Arsya membersihkan, mengobati sampai memplester luka Nana. tidak ada pergerakan dari Nana yang membuat Arsya semakin cemas. ia mengambil sebotol minyak kayu putih yang kemudian di letakkan pada hidung nana.

Pandangan Arsya tidak terlepas dari gadis berusia 17 tahun ini. harap harap cemas agar Nana cepat bangun.

" Na.. maafin Arsya ya..."

" Arsya gk bisa jagain nana. "

" Na.. bangun na.."

" Bilang siapa yang buat nana jadi gini."

" Arsya tau nana tukang tidur, tapi jangan rebahan di lapangan juga na. yang kemarin masih kurang?"

" Tuh kan Arsya nangis. tapi kata mamah, anak laki laki juga boleh nangis loh.." ucap Arsya seraya menyeka air matanya.

" gua cuma gk suka ada yang jahatin lu na."

Sudah hampir setengah jam nana menutup matanya. tetapi tetap saja Arsya berada di samping nana.

" hngg.."

" Na? Alhamdullilah.."

" Damar..." gumam nana.

" Apa na? gua Arsya."

" Mar.. Damar.."

" Na.." menggenggam tangan nana.

Damar & Janji • Kim Doyoung[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang