Maha menghela napas. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 7 malam yang artinya ia sudah lima jam berada di rumah sakit ini untuk menunggu Yunan sadar, ya walaupun tadi ijin pulang untuk makan dan membersihkan badan.
Di liriknya lelaki yang sedang tertidur lelap di ranjang itu. Tidak ada yang berubah kecuali warna rambut dan postur tubuhnya yang Maha yakin sudah bertambah tinggi beberapa cm.
Ia masih berusaha mengesampingkan hal itu. Tentang perasaannya, tentang rasa sakit yang ditanggungnya, tentang rasa kecewa yang selama ini bersarang di hatinya. Yang terpenting sekarang untuknya adalah Yunan cepat sadar.
Kondisi si tunggal Naraloka itu tidaklah parah. Ia hanya mengalami luka di bagian lengan, kaki, dan dahinya. Tapi Yunan tetaplah Yunan. Maha ingat mantan kekasihnya itu sering pingsan saat ia syok bahkan bisa sampai 5 jam seperti sekarang ini.
"Ck! Ngerepotin aja" Celetuknya.
Mulutnya memang berkata seperti itu namun beda dengan hatinya, beda dengan perasaannya yang diam-diam masih menginginkan Yunan seutuhnya.
Saat sedang asyik melamun, ia dikagetkan dengan suara dering ponsel. Bukan miliknya, melainkan ponsel Yunan yang langsung menampilkan nama 'Mama' pada layarnya. Maha mendelik. Satu sisi ia ingin mengabaikan telepon itu tapi di sisi lain ia takut ibu Yunan malah mengkhawatirkan kondisi anaknya.
Dengan perlahan, diambil nya handphone Yunan dan ditekannya tombol berwarna hijau.
"Halo? ANAN!"
Maha meringis. Anan adalah nama panggilan masa kecil Yunan, yang hanya orang tuanya dan Maha lah yang diijinkan memanggilnya dengan panggilan itu.
"I-iya halo"
"Ini siapa? Ini bukan suara Anan!"
"Ini Maha, tante" Jawabnya. Dalam hati ia berharap agar ibu Yunan masih mengingatnya.
"Maha? Kaenan Mahavira?"
Yang dipanggil tersenyum kecil. "Iya"
"Yaampun Maha, udah lama banget tante ga ngobrol sama kamu. Gimana kabarnya? Sehat kan?"
"Alhamdulillah sehat, tan. Tante sendiri?"
"Tante juga sehat disini. Oh iya, ini handphone Anan kok bisa kamu yang megang?"
Tubuh Maha langsung menegang. Ia bingung harus menjelaskan dari mana dulu.
"A-anu.."
"Anu kenapa? Anan baik baik aja kan?"
Maha menghela napas pelan. "Yunan kecelakaan, tante"
"APA?! KECELAKAAN?"
"Iya, tapi tante tenang dulu ya. Ini Yunan---"
"GIMANA KEADAAN ANAN?!"
"Dia baik-baik aja, cuma luka luka kecil. Tapi sekarang anaknya masih pingsan" Maha masih berusaha menjelaskan dengan tenang.
Terdengar helaan napas lega dari seberang telepon. Sepertinya ibu Yunan maklum dan paham kenapa Yunan masih betah pingsan sampai sekarang.
"Oh iya tan, Maha mau tanya. Ini kok Yunan udah tiba-tiba ada disini? Sekolahnya di Aussie kan belum tamat"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE || Ateez
Romancehanya sebuah kisah perjalanan empat anak ips menemukan dan memperjuangkan cinta sejatinya. "salah ya gue ngorbanin semuanya buat dia?" ... ateez local fanfiction ⚠ bxb area ⚠ kinda use harsh words ⚠ not for homophobic. start : 2021 05 17 fin : ...