O9 :: unexpected

945 151 40
                                    

Hari Senin telah tiba. Hari dimana biasanya siswa siswi akan berangkat sekolah lebih awal karena adanya upacara bendera. Berbeda dengan kebanyakan orang, Yesa terlihat duduk santai di halaman perpustakaan.

Ia telah datang ke sekolah sejak jam 6 pagi tadi dengan seragam yang sudah lengkap. Di pangkuannya juga sudah ada topi untuk jaga-jaga jika misal jam upacara dimajukan ia bisa langsung berlari ke lapangan tanpa kembali ke kelas.

Saat sedang asyik membaca, tiba-tiba ia dikagetkan dengan kedatangan seseorang.

"Woy! Serius amat"

Ia tetap fokus pada bukunya tanpa menanggapi seruan dari pemuda yang sekarang sudah duduk di sebelahnya.

"Lo ga ngerasa kesepian apa tiap hari dateng ke tempat yang itu-itu aja? Kalo ga perpus ya paling taman depan perumahan"

Yesa menggeleng.

"Besok ikut gue yuk?"

Yang ditanya kali ini mengadahkan kepalanya. Ia menutup bukunya lalu melihat pemuda yang merupakan sahabatnya itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Kemana?" Tanya nya.

"Jalan-jalan. Gue bosen dirumah aja"

Yesa memutar bola matanya malas. "Bilang aja lo nyuruh gue nemenin ke cafe kan?"

Wadya sontak langsung tersenyum dan mengangguk.

Iya, Wadya. Dia adalah sahabat Yesa dari mereka duduk di bangku sekolah dasar.

Mungkin jika kalian ada di lingkungan dan dekat dengan mereka berdua, kalian akan sedikit kaget. Siapa sangka Wadya yang banyak tingkah ternyata bersahabat dengan si kutu buku Yesa. Sahabatannya sejak masih jadi bocah ingusan lagi.

"Mau ya?" Wadya masih memohon.

Yesa terlihat berpikir sejenak lalu langsung mengangguk beberapa saat kemudian. "Tapi ada syaratnya"

"Apa?"

"Temenin gue ke kelas X IPS 3 nanti"

"Hah? Ngapain anjrit?"

"Ck! Udah ngikut aja"

Si ekstrovert itu masih terlihat bingung tapi ia memilih diam. Toh tidak ada urusannya dengan dia juga.

"Ntar aja abis upacara"

Yesa mengangguk. "Nanti samperin gue ke kelas ya"

"Siap"

Bel upacara terdengar nyaring yang langsung membuat Wadya berlari ke kelas untuk mengambil almamater dan topi. Berbeda dengannya, Yesa berjalan santai ke dalam perpustakaan untuk mengembalikan buku dan langsung mempercepat langkahnya ke lapangan.

Selesai upacara, mereka berdua bertemu di tempat yang sudah direncanakan.

"Jalan sekarang aja yuk. Keburu masuk"

"Guru-guru ada rapat kok, Sa. Tenang aja. Jam pertama kosong"

Yesa sempat kaget karena tidak biasanya ada jamkos di jam pertama apalagi pas hari senin.

"Yaudah kali jalan sekarang apa masalahnya"

"Gue capekkkk. Nih ngos ngosan" Wadya malah sengaja membuat napasnya sesak kaya abis lari marathon 2 km.

"Halah. Dah ah ayo"

Pemuda Athariz itu terpaksa menarik lengan baju Wadya. Kalo ga diginiin sampe sapi betelor juga gaakan nurut anaknya.

Di jalan Wadya sempat melirik totebag yang dibawa Yesa. Gedung IPS terletak di area belakang jadi agak lama jalannya.

"Itu apaan?" Wadya mutusin buat nanya.

WHITE || AteezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang