17 :: new page

813 133 97
                                    

warn!!
kiss(es), lot of fluff n clingy things too :D
1700++ words jadi bacanya pelan pelan aja biar ngefeel.

happy reading!

-----------------------------------------------------------------

Harja menatap rumput yang diinjaknya dengan gusar. Tangannya mengambil dua earphone yang berada di saku lalu memakaikannya ke telinga masing-masing satu. Matanya menatap jeli kearah pos satpam. Sepi. Inilah yang ia tunggu-tunggu. Dengan cepat ia berlari menerobos gerbang pembatas bangunan belakang dan segera masuk ke mobil.

Pagi tadi, dia sempat pergi ke kelas Saga tapi harus kembali dengan muka masam karena si manis ternyata tidak masuk sekolah. Tenang, Saga baik-baik saja. Mungkin masih terlalu lelah dan shock mendengar fakta kemarin jadi ia memutuskan ijin tidak berangkat sekolah dahulu.

Namun, hal itu tidak membuat semangat Harja padam. Semua rencana yang sudah diatur tidak boleh gagal begitu saja. Contoh pengorbanannya ya seperti sekarang ini, ia rela bolos jam terakhir karena sudah tidak tahan menunggu jam pulang sekolah.

Dengan wajah antusias dilajukannya mobil berwarna putih mengkilap itu ke kediaman sang pujaan hati.

Omong-omong, ia sudah tidak marah, sungguh! Ini semua hanya salah paham. Si manis tidak sepenuhnya bersalah, begitu juga dengan dirinya. Pikirannya membayangkan kemungkinan apa yang akan terjadi nanti. Yang pasti, ia akan mengakhiri semuanya hari ini.

"Sagaraa.. Where are you, sweetie?" Ia langsung masuk ke apartemen si manis setelah memencet bel dua kali. Tidak ada yang menjawab, tapi ia yakin Saga ada didalam. Sepatu dan sandalnya masih tertata rapi di rak tanpa kurang sepasangpun. Tidak mungkin kan Saga keluar tanpa alas kaki.

Dengan langkah pelan ditiliknya ruangan di dalam apart itu satu persatu. Hanya butuh waktu dua menit, dan akhirnya...

"Gotcha!"

Saga berada diatas kasurnya. Dibungkus selimut yang menutupi kaki sampai telinga---masih menampakkan rambut kusut yang seperti tidak diberi jatah keramas dua minggu.

Harja mendekat lalu duduk di ranjang. Tangannya terulur memeluk pinggang ramping pemuda didepannya ini.

"Kamu gak kangen aku?"

Si manis berteriak dalam hati. Siapapun tolong tutup mulut Harja Abimanyu. Sopankah ia masuk ke apartemen dengan kata-kata manis yang terucap? Saga benar-benar terancam gila.

"Hey hadap si---LOH KOK NANGIS???!" Ia berteriak di akhir kalimat setelah melihat mata sembab dan air mata yang memenuhi muka Saga. Bantal dan selimutnya juga sudah basah. Pemuda ini pasti menangis semalaman.

"Aduhh cup cup cup cup" Cepat-cepat ia menuntun tubuh Saga duduk dan langsung ditarik ke pelukannya. "Jangan nangis dong, aku jadi ikut sedih nih"

Benar saja, wajah Harja ikut pucat setelah mendengar tangisan Saga yang semakin kencang. Tangannya mengelus dan merapikan surai hitam si manis. Aroma shampoo strawberry langsung menguar pekat. Membuat Harja tak tahan untuk tidak menciumnya.

Satu kecupan mendarat di pucuk kepala Saga, membuat si manis kaget dan memberhentikan tangisannya.

Harja yang menyadari tangis si manis berhenti, langsung melepaskan pelukan. Ditatapnya dengan lekat pemuda yang menunduk itu. Tangan kanannya bergerak ke dagu Saga dan mengangkatnya---menampakkan wajah dengan mata yang memerah. Diusapnya air mata terakhir yang menggenang di ujung kelopak.

Hati Harja sakit. Ia sering melihat Saga menangis karena merindukan adik atau keluarganya tapi baru kali ini ia melihat Saga menangis sampai separah ini. Yang lebih sakitnya lagi, dirinya lah yang menjadi alasan Saga se-berantakan ini.

WHITE || AteezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang