27.

157 11 35
                                    

Jefri Niqol pake Q biar ada qolqolahnya berkata, "Mari kita Vote." ucapnya dengan menirukan gaya bicara Sisca Khol.

Happy reading!

***

Netra Wulan menatap sendu sahabatnya yang terbaring tidak berdayanya dengan luka yang ada di tubuhnya. Satu suapan makanan, rasanya sudah tidak mood ia makan.

"Ayolah Ra, gue pengen lo sembuh. Gue kangen banget sama lo, suer deh gak bohong."

Lidah Elang menggapai makanan sisa yang menyangkut di sela-sela giginya.

"Makasih ya, lo udah jadi sahabat yang baik buat Ade gue. Yah, meskipun gue ragu dia bentar lagi depresot."

Wulan menggeplak Elang dengan keras sehingga menimbulkan suara. "Hello Abang ganteng! Wulan itu buat Aura bahagia, bukan malah depresot."

Elang meringgis ketika mendapat serangan mendadak itu. "Ya Allah, Lan. Lo itu cewe loh, kasar banget,"

"Terus maunya apa? Mau dicium?" tanya Wulan.

Dengan refleks, Elang menutup mulutnya, berjaga-jaga jika gadis itu akan melakukannya.

"Sorry nih, bibir gue masih suci. Kalo lo cium, gue males nyuciin pake tanah 7 kali," ucapan Elang semakin gencar penuh semangat 45 niat Wulan untuk menjahili Elang yang menge-cap dirinya adalah sebuah najis.

Senyum miring Wulan tercetak. Perlahan ia mendekati Elang. Semakin mendekat, Elang semakin menjauh serta posisinya telah berubah hampir setengah rebahan.

Jantung Elang berdetak dengan kencang, menelan saliva, ia bergidik ngeri dengan posisi mereka yang terlalu dekat. Untung saja, tumpuan tangan Elang menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

Posisi Wulan yang berada di atas Elang, membuat gadis itu semakin menggila.

Satu tangan Elang mendorong kepala Wulan yang hampir mencium dirinya. "Aaaa tolong!" teriak Elang.

Drttttttt drtttttt

Sebuah panggilan telpon menyelamatkan Elang yang akan dinistai oleh Wulan. Hei, laki-laki itu dijaga, bukan dirusak!

Wulan bergerak mundur, seraya berdecak. Handphone yang ada di atas meja, menampilkan seseorang yang menelpon Wulan.

"Astaga! Aa Jefri!"

Elang mengelus dada, ia sangat bersyukur ada yang menelpon gadis
gila itu.

Jari Wulan menggeser warna hijau untuk mengangkatnya.

"Heh! Kemana aja sih, gak ada kabar?"

Wulan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maaf, Wulan nemeinin Aura di rumah sakit tau."

"Aa Jefri capek tau, Lan."

"Terus Wulan harus gimana? Bebeb, ayang, bebi Jefri mau kita putus?"

"Kalo Wulan maunya gitu, aa Jefri bakal ngikutin kemauan Wulan. Soalnya, aa Jefri ini sayang banget sama Wulan."

"Aaa terharu, makasih yah jadi sayang deh! Kita putus aja ya,"

"Iya sayang, apapun yang kamu mau. Muah,"

Tutttt

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rigel dan Aura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang