9.

406 71 113
                                    

Budayakan vote sebelum membawa

Happy reading

Haha ini part terpanjang yang Author bikin wkwk, ±2000 kata.

Sudah sering memaafkan sudah sering juga dia memulai kembali kesalahan. entahlah, bukan hanya rasa sakit yang di rasakan bahkan sering juga jatuh sendirian.

-Author bucin-

***

"Dek bangun udah siang,"ucap Elang dengan mengguncangkan tubuh Aura.

"Hmmm"jawab nya dengan nata tertutup.

"Dek!"

"Heh es batu tukang molor"

"Kebo banget anjir lu adik siapa sih?"

"Gimana kak?"tanya Wulan.

"Udah lah biarin aja, ayo kita berangkat"ucap Elang mengajak Wulan.

"Terus Aura gimana?"tanya Wulan.

"Tinggalin aja, salah siapa tidur ngebo banget"ucap Elang. Wulan dan Elang pun berangkat bersama tanpa Aura meninggalkannya begitu saja.

06:30

"Hoammmm"

Aura mencoba menyesuaikan cahaya masuk kedalam indra penglihatan nya. Ia mencoba membuka mata dan melihat jam di tembok.

"TELAT!"

Aura bergegas mandi dengan cepat yang biasanya ia mandi 1 jam sekarang hanya 5 menit saja.

"MA!!!"

"PAH!!!"

"KAK!!!"

"LAN!!!"

Teriak Aura ke seluruh penjuru ternyata sudah tidak ada siapa siapa. Ia langsung pergi ke sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu.

Di jalan ia tampak sangat bingung, bagaimana cara kesekolah agar cepat tanpa terlambat. Kebetulan ada angkutan umum yang lewat ia langsung saja menaikinya. Aura bernafas lega karena masih ada waktu 15 menit untuk gerbang di tutup.

Seragam yang tidak di masukan, serta rambut yang berantakan membuat orang menatap nya, ia tampak risih dengan tatapan orang yang seperti itu.

Angkot pun berhenti, Aura menatap jalan ini masih jauh dari sekolahnya. Ia menatap arloji miliknya tinggal 5 menit lagi gerbang tertutup.

"Mang kunaon?(bang kenapa?)" tanya salah satu penumpang.

"Alah punten Teh, Angkot ban na bitu. (Alah maaf, Angkot ban nya bocor)." Ucap supir.

Semua penumpang pun berhamburan termasuk Aura ia harus berlari mau tidak mau.

Baju Aura sudah bersimbah keringatnya karena jarak nya cukup jauh.

"Huhhhh..... Ka- kakak sialan"

"Wulan nyebelin"

Ucap Aura sambil mengumpat kakaknya dan teman nya itu dalam hati.

Aura berhenti sejenak, mengatur nafasnya.

"Aura?"

yang merasa namanya terpanggil pun segera menoleh.

"Kak Rigel?"

"Lo telat?"tanya Rigel.

"Menurut lo?"

"Udah cepet, ayo naik"

Aura pun menaiki motor Rigel, ia bersyukur tidak perlu berlari lagi.

"Pegangan"ucap Rigel. Aura pun segera pegangan ke belakang motor.

Rigel dan Aura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang