Kita adalah dua makhluk yang saling membangun luka dengan sengaja.
***
Rigel merasakan ada menabraknya dari belakang, ia menoleh dan menatap ke arah bawah. Ia menemukan seorang wanita dengan baju yang tidak ia ketahui. Dengan rasa penasaran Rigel kembalikan tubuh sosok misterius itu.
"Aura?" gumam Rigel. Rigel sangat terkejut bahwa seseorang yang selama ini ia cari terbujur lemas dengan tubuh yang penuh dengan luka.
Rigel mengangkat kepala Aura dan meletakkannya di paha Rigel. Rigel menepuk-nepuk pelan wajah Aura berharap Aura membuka sedikit matanya. "Bangun Ra,"
Rigel memeluk Aura dengan sangat erat. "I found you,"
Rigel menggendong Aura ala bridal style, Rigel menatap sekitarnya tidak ada kendaraan lain hanya ada dirinya dan Aura di jalan yang sepi ini. Rigel berlari membawa Aura ke jalan yang ramai untuk meminta bantuan, Rigel meninggalkan motornya karena mustahil membawa Aura ke rumah sakit menggunakan motor.
Rigel berlari dan berkali-kali istirahat sejenak, jalan raya cukup jauh dari tempatnya ia berada. Sekitar 15 menit Rigel berlari akhirnya ia menemukan sebuah mobil pick up yang tidak sengaja lewat.
Mobil tersebut berhenti dan membuka jendela. "A, mau ikut?" tanya seorang supir.
"Boleh, Pak?" tanya Rigel. Supir tersebut menganggukan kepalanya sebagak jawaban. Rigel kembali mengangkat tubuh Aura kebagian belakang, Rigel mengangkat tubuh Aura terlebih dahulu untuk menaiki mobil tersebut, kemudian Rigel menyusul dan ia jadikan paha miliknya sebagai bantalan untuk Aura.
"Pak, maaf. Boleh antar saya ke rumah sakit?" tanya Rigel sedikit teriak dari belakang.
Rigel merogoh saku celananya, ia membuka handphone dan mencoba menelpon Elang.
"Gue bakal share lokasi,"
"Lo—"
Tut....
Rigel memutus telponnya secara sepihak, lama dalam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah sakit. Sopir itu berlari ke dalam rumah sakit mencari bantuan untuk membawa brankar.
Para medis segera membantu menurunkan Aura dan mengalihkannya ke sebuah brankar. Rigel berlari mengikuti Aura, para medis membawa Aura ke ruang UGD untuk ditangani terlebih dahulu.
"Kalau gitu A, saya teh mau pamit buat pergi," ucap pak sopir itu meminta ijin kepada Rigel. Rigel mengeluarkan dompetnya dan memberi bapak tersebut uang 5 lembar berwarna merah.
"Eh? Wios atuh A, saya teh ikhlas bantuin. Saya pamit atuh ya, assalamualaikum," ucapnya.
"Makasih banyak pak, wa'alaikumsalam," balas Rigel. Rigel duduk disebuah kursi ruang tunggu, ia tidak tega melihat kondisi Aura seperti ini. Semua ini adalah salah Rigel, Rigel lalay untuk menjaga Aura begitu pikirnya.
Tidak lama para medis memindahkan Aura ke ruang rawat inap, Rigel memasuki ruang tersebut saat para medis berpamitan untuk keluar.
Rigel duduk tepat di samping brankar Aura, ia gengam tangan Aura dengan erat. "Maafin aku," ucap Rigel.
Bau obat-obatan menyeruak menganggu indra penciuman Rigel, netra Rigel menatap selang infus dan oksigen pada tubuh Aura, rasanya begitu sakit menyaksikan semua ini. Rigel berjanji siapapun orangnya ia tidak akan pernah mengampuninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rigel dan Aura
Teen FictionSQUEL ALZA Tidak baca cerita Alza pun ga masalah, meskipun ini squel aku ga nuntut baca Alza ko, nanti aku jelasin ulang gimana? Udh baca aja siapa tau cinta hehe Aura Azalea Lais, gadis cantik yang memiliki hati layaknya sebuah kulkas freezer milik...