7.

458 91 89
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca.

Happy reading.

***

Hari libur adalah hari yang paling di nanti nanti, Aura pun sama begitu saat ia sedang membaca novel ia teringat dengan pengisi hatinya sejak dulu. ia pun bergegas pergi untuk menemuinya lagi.
.
.
.
"Hay, apa kabar?"tanya Aura.

"Apa kamu baik baik saja?, tapi tidak denganku. Sejak kamu seperti ini aku jauh lebih sakit, menghadapi semua sendiri tanpa kamu,"ucap Aura.

"Hey, kamu denger aku kan?, kamu ga bosen tidur terus selama ini?, kamu ga kangen sama aku?, kamu bilang akan terus di sisi aku tapi kamu malah tidur di sini."

"Ayoo, bangun, aku rindu. Ini sudah 2 tahun, bangun ya. Aku ga suka banyak alat medis yang terpasang di tubuh kamu, aku benci kamu tidur kayak gini" ucap Aura dan meloloskan air matanyaa yang sejak tadi ia bendung.

Selama ini Aura menjadi orang yang dingin karena kekasihnya terbaring koma selama 2 tahun. Aura ingin bersamanya lagi tapi harapan itu sangatlah kecil.

"Aura turunan power ranger kyk nya"Author.

"Aku pamit ya Ka,"ucap Aura hendak pamit, tapi sebelum itu ia mengecup singkat dahi Angkasa.

Rencana sesudah menemui Angkasa ia akan kembali cek-up dengan dokter nya, yaitu dokter andro.
.
.
.
Drttttt drtttttt

Suara handphone Aura berdering menandakan ada seseorang yang menelfon nya.

"......."

"Udah kak"

"......."

Tut

Aura menunggu Elang untuk menjemputnya, setelah beberapa menit Aura menunggu Elang pun datang menghampirinya. Aura langsung masuk kedalam mobil. Seseorang yang tidak sengaja melihat itupun hanya mengepalkan tangan nya.

"Enak banget ya idup lo es batu idup,"ucap seseorang, Chika.
.
.
.
"Gimana kabarnya sekarang dek?"tanya Elang.

"Masih sama"jawab Aura.

"Lo takut ya kehilangan dia?"tanya Elang.

"hmmm"jawab Aura. Elang pun tersenyum gentir, rupanya Aura sangat menyayangi Angkasa.

"lo takut kehilangan dia, sementara gue, gue takut kehilangan lo"ucap Elang dengan nada sendu. Aura pun menoleh kearah kakaknya itu.

"Lo ngomong apa sih, gue gabakal kemana mana"ucap Aura.

"Selalu lo ngomong gitu dek, lo boleh anggap gue lebay, tapi emang nyata nya begitu. Gue takut lo pergi, gue takut lo-"ucap Elang pun terpotong oleh Aura.

"Gue bakal tetep di sini kak"ucap Aura mencoba menenangkan.

"Ga usah bohong ga usah ngasih harapan, gue ga bodoh soal semua ini. Jangan terus nenangin gue kayak gitu, kalo nyata nya nanti lo pergi"ucap Elang. Aura pun merasa bungkam kata kata Elang sungguh membuat hatinya sesak.
.
.
.
Sesampainya di rumah Elang terus saja diam tidak membuka suara seperti biasanya, membuat Aura merasa bersalah padanya.

Brakkkk

Elang membanting pintu kamarnya,

"Aura, kakak kamu kenapa?"tanya Alana.

"ga ada apa apa Mah"jawab Aura.

"Kalian jangan berantem dong, kalo kalian berantem rumah itu kayak di kuburan, sepi banget."ucap Alana.

Rigel dan Aura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang