19.

308 28 231
                                    

Kamu itu kayak indomie ya, seleraku.


Wulan melepaskan pelukan nya, ia menatap Aura tidak percaya.

"Oh ya, lo inget kata-kata gue di Cafe? Soal Angkasa,"ucap Wulan.

"Angkasa?"ucap Rigel mengerutkan dahi nya.

"Kamu kenal?"tanya Aura menyelidiki.

"Oh engga cuman kayak pernah denger aja,"ucap Rigel.

Wulan dan Aura pun menatap Rigel dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Angkasa masih hidup?"batin Rigel.

"Ayok kita pulang,"ucap Rigel menyudahi. Aura pun mengangguk jujur ia merasa aneh dan pikiran nya pun mulai bertanya-tanya.

"Kok Rigel kenal?"batin Aura.

"Lan bawain barang-barang Aura ya,"pinta Rigel.

"Eh jangan,"ucap Aura merasa tidak enak.

"Gapapa Ra, gue mah apa atuh cuman babu nya bang Rigel yang ganteng 7 turunan kalo naik jadi jelek lagi"ucap Wulan.

"Nyenyenye"ucap Rigel kesal dengan ucapan Wulan.

Saat hendak keluar dari bandara, Rigel teringat akan sesuatu, sebuah janji.

"Sebentar,"tahan Rigel, Aura pun menoleh, Rigel menatap mata Aura dengan kedua tangan Rigel berada di bahu Aura.

Rigel mendekatkan dirinya kepada Aura dan,

Cup.

Satu kecupan mendarat di dahi milik Aura, "itu janji aku kan? Saat kamu kembali aku akan kecup di situ"ucap Rigel. Aura merasakan pipi nya memanas bibir nya ia tahan untuk tidak tersenyum.

"Gue gak liat, gue pake earphone,"ucap Wulan yang melihat keuwuw an.

"Jomblo diem,"ucap Rigel.

Wulan meninggalkan koper milik Aura, Wulan mendekatkan dirinya ke sebuah tembok.

Cup

Wulan mengecup tembok tersebut, orang-orang yang melihat Wulan pun tertawa renyah.

"Mbak, waras kan?"tanya salah satu wanita yang melihat Wulan mencium tembok.

"Alhamdulillah waras mba, ini itu pacar saya, karena itu saya cium dia. Ehh, dia malah dingin mbak dan ga bales cium an saya"ucap Wulan mengadu kepada ibu-ibu tadi.

Ibu yang menanyakan hal itu kepada Wulan merasa bergidik ngeri, ibu itu mengusap perut nya yang sedikit membesar.

"Semoga anak saya gak kayak kamu,"ucap ibu itu lalu pergi meninggalkan Wulan.

"Heh jomblo! Sini, kita pulang,"teriak Rigel yang menertawai Wulan.

"Siap ndoro"

***


Aura, Wulan dan Rigel menaiki sebuah taksi online yang Wulan pesan, motor Rigel ia biarkan di bandara, biar nanti anak buah nya yang membawa nya pulang ke markas.

Sesampainya di rumah Aura, Rigel menurunkan koper milik Aura. Aura dan Wulan sudah masuk kedalam rumah Aura.

"Lah ko sepi? pada kemana Ra?"tanya Wulan.

"Gue gatau,"balas Aura.

Rigel meletakan koper Aura di samping sofa, "Emm, Ra"panggil Rigel dengan Ragu.

"iya?"

"Elang bilang, mama kamu masuk rumah sakit,"ucap Rigel. Aura menyatukan kedua alisnya bingung.

Rigel dan Aura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang