Hai

9.2K 952 28
                                    

Part ini spesial untuk yang menanti pertemuan kembali Aska-Nana. Banjir air mata malam-malam 🤣

***

Ketika akhirnya kamu dalam dekap, kini aku merasa lengkap.


***

Aska tidak pernah merasa langkahnya selambat ini, sudah berlari hanya untuk bisa sampai dengan cepat di kamar rawat Nana, tetap saja dia tidak sampai-sampai. Debaran di dada timbul bukan hanya karena gerakan cepat, tapi pemicu utamanya adalah bayangan pertemuan kembali dengan sahabat yang ternyata di cintai.

Nyalinya juga hampir hilang, padahal sejak dapat tiket penerbangan ke London dia sudah merangkai kata-kata yang pas saat bertemu Nana.

Ini lucu sekali, dia sudah seperti remaja belasan tahun yang akan menembak cinta pertama. Atau Nana sebenarnya memang cinta pertama yang tidak di sadari olehnya.

Kebodohan itu sudah jadi masa lalu, beban itu harusnya tidak jadi pemberat bagi langkah mantapnya menuju masa depan.

Lalu bagaimana jika cintanya bertepuk sebelah tangan?

Pertanyaan racun itu membuat Aska gelisah.

Sudah banyak hal yang dia korbankan, jika hasilnya tidak sesuai harapan?

Terpenting Aska sudah tidak lagi jadi pecundang yang terus menghindar.  Kalau ibarat benda, usianya yang sudah terlalu lama di simpan pasti telah usang dan Aska tidak ingin hanya menyimpannya.

Aska berhenti tepat di depan pintu putih, kamar rawat Nana. Dadanya naik turun, dia butuh waktu menghirup oksigen dan menetralkan napasnya. Kening, tangan mulai basah oleh keringat. Doanya tidak terputus agar kondisi Nana lebih baik dari yang di takuti Aska.

Meyakini waktu yang tepat, Aska sekali lagi menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan. Belum sampai satu tahun berpisah, tapi rasanya seperti sudah puluhan tahun tidak jumpa.

Ceklek.

Aska baru saja mau membuka pintu tepat seseorang membuka dari dalam.

"Aska, gue kira belum ke sini." Dina yang keluar dari sana.

"Gue nggak bisa tenang kalau belum lihat Nana, bagaimana kondisinya?"

Dina menghela napas, wajahnya sendu. "Ikut gue!"

Aska jelas akan menolak, dia tidak sabar bertemu Nana lalu Dina malah menghentikan begini.

"Gue udah jauh-jauh ke sini cuman buat ketemu Nana."

Dina menahan langkah Aska, wanita itu berusaha membuatnya mengerti.

"Kenapa?" Aska menuntut penjelasan.

"Please Aska, dengarkan gue. Kali ini saja, demi kepulihan Nana." Dina bahkan sampai memohon.

Aska menatap pintu di depannya, sudah selangkah sangat dekat lalu dia malah harus di minta menunggu lagi.

"Nana lagi istirahat?" Jika memang alasannya begitu, Aska akan sabar menunggu sampai Nana bangun.

KITA [Pernah Singgah, Sebatas Teman]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang