The truth is you.

9.9K 918 41
                                    

Spesial untuk kamu yang sabar menunggu Nana-Aska update...

***

Semua orang bisa merasakan suasana dan kondisi Nana lebih baik setelah ada Aska. Nana sendiri tak sangka akan melihat Aska ada di depannya lalu memeluk dengan erat lantas semua ketakutan yang mendekap di hati setelah insiden tak pernah di sangka terjadi dalam hidup seperti luluh di hadapannya, menemukan tempat nyaman di dada lelaki itu dan membaginya dengan tangisan. Seperti selama ini Aska selalu jadi tempat terbaik berkeluh kesah.

Nana kembali tertidur, Aska tetap setia menunggu dengan genggaman tangan erat. Tangan lainnya yang bebas mengusap puncak kepala Nana sampai helaan napasnya teratur, Aska mengangkat tangan dan mengecup dengan segenap hati.

"Nak, Aska..." panggil tante Ina.

Aska mengangkat kepala, menatapnya. Ibu dari Nana itu sudah berdiri di sana sejak tadi. Memerhatikan keduanya yang saling lepas rindu dan luka.

"Nana sudah tidur?"

"Sudah, tante. Kok tante ada di sini? Istirahat saja di hotel."

Tante Ina tersenyum hangat, "Kamu belum makan, kan? biar tante jaga Nana, kamu keluar, makan. Dina udah bawakan makanan." Aska akan menolak, tante Ina segera memaksa. "Setelah makan, kamu bisa jaga Nana di sini. Tante dan Dina akan kembali ke hotel."

Aska akhirnya berdiri, berat hati melepaskan tangan Nana. "Aska akan segera kembali."

Dia berjalan melewati tante Ina, "Nak Aska..." panggil tante Ina lagi.

Aska berhenti dan kembali menghadapnya. "Terima kasih selalu ada untuk Nana di setiap kesulitan dalam hidupnya."

Lelaki itu tersenyum kecil, "Saya ingin selalu ada untuk Nana, tante. Dalam keadaan tersulit sampai terbaik dihidupnya."

Andai ini waktu yang pas, Aska mungkin sudah langsung melamar Nana pada ibunya, sayangnya Aska harus menunggu bicara pada Nana lebih dulu. Aska ingin tahu perasaan Nana untuknya lebih dulu. Tante ina terdiam mendengar ketulusan dan seriusnya, dia hanya mengangguk dan Aska melanjutkan langkahnya keluar ruangan.

Dina sudah menunggu di depan ruangan, menyerahkan bungkus makanan. "Makan biar lo kuat jaga Nana."

Dia pun jadi saksi sepasang anak adam ini saling menguatkan. Dulu Dina sangat kesal pada Aska yang tak peka hingga membuat Nana pergi dari Indonesia, tapi, melihat Aska hari ini, melihat ketulusan cinta di antara mereka, Dina sangat ingin melihat keduanya berakhir bahagia.

Aska dan Dina sudah berada di tempat yang di sediakan rumah sakit untuk makan khusus pengunjung. Aska melahap burger yang dibawakan Dina.

"Tante Ina udah tahu soal pernikahan lo sama Nona batal. Tante Ina tanya tadi pas lihat kalian bersama."

Aska sudah menghabiskan makanannya. "Gue baru akan bilang kalau lihat kondisi Nana lebih baik."

"Terus, lo akan katakan ke Nana?"

Dia mengangguk mantap tanpa ragu. "Sudah terlalu lama gue jadi pecundang, gue mau hidup sama Nana. Gue mencintainya."

Dina tersenyum kecil, "Jangan sakiti Nana, hidupnya udah terlalu banyak luka, dia pantas bahagia."

Dina sangat yakin Aska adalah alasan terbesar bisa membuat Nana bahagia. Aska adalah cintanya Nana, sekarang Aska sudah sadar perasaannya. Dina ikut mendoakan untuk keduanya setelah dirinya yang paling tahu bagaimana hubungan mereka di mulai, berjalan dan hingga salah satunya jatuh cinta dengan sangat hebat. Sudah cukup sahabatnya Nana selalu berusaha tersenyum meski dalam hatinya menahan luka setiap melihat pemilik hatinya, Aska bersama orang lain.

KITA [Pernah Singgah, Sebatas Teman]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang