TWENTY - THREE.

5 1 0
                                    

"Hallo,bisa kita bicara berdua.temui aku di Cafe Night sekarang".ucap Maxzim dari seberang.

"Aku,sibuk Boss.ak!".belum ku lanjutkan.

"Dengar kan aku,kali ini saja setelah itu aku tak akan menganggu  hidup mu lagi aku janji istri ku pun tak akan pernah mendekati mu lagi seperti hari itu".tegas Maxzim.

Lalu aku bergegas pergi meninggalkan pekerjaan ku untuk menemui Maxzim do Cafe di mana dulu kami pertama kali kencan.aku akan menyelesaikan tugas ku nanti saja.

Dengan memgendarai mobil ku ,aku pergi menemui  Maxzim dan aku lupa jika aku sudah janji dengan May jika aku akan datang di pesta kelulusan nya saat sampai aku mencari nya dan melihat nya sedang memainkan ponsel nya aku mendekat.

"Boss".ucap ku membuat Max melihat ku.lalu dia berdiri dan mempersilakan aku duduk.

"Duduklah".ucap nya .aku duduk di depan Max.

"Mau,minum apa biar aku pesan kan?"
Tanya Max.

"Tidak usah,aku harus buru-buru  kembali karna aku ada janji dengan seseorang aku tak ingin dia marah".ucap ku menatap nya.

"Baiklah,jika itu mau mu!.Maafkan sikap istri ku pada mu aku tidak tau dia tau dari mana perihal kisah cinta kita dulu.dan soal Michaell dia".

"Hanya,itu saja.baiklah aku tak pernah punya dendam pada istri anda.wajar jika nona marah karna anda tak pernah menganggap nya ada.nona begitu  mencintai anda".ucap ku lalu saat hendak berdiri.tangan ku di tahan oleh Max.

"Re!,(pandang nya aku menatap nya) apa sebegitu benci diri mu pada ku hingga kamu tak ingin lagi bicara pada ku dan sikap mu ini sungguh berlebihan".ucap nya berdiri dengan  masih memegang lengan ku.

"Sikap ku ,what's with my attitude!".
ucap ku heran.

Max  menatap ku inten,aku mencoba melepaskan tangan ku tapi tak bisa karna dia mencengkeram lengan ku sampai datang Michaell .

"Lepaskan,dia Max!".teriak Michaell hingga membuat para tamu menoleh aku pun melihat dan menatap mereka berdua.lalu dengan cepat Michaell menarik tangan ku kami pergi meninggalkan Cafe Night  tampa kami sadari paparazzi telah mengambil moment itu.

Tampa bicara Michaell membuka pintu mobil nya dan aku di suruh masuk.dan dia mengenakan sabuk pengaman pada ku tampa aku bicara pada nya dia memutar dan masuk duduk  dia kembali menatap ku.dan menarik nafas panjang.

"Kita,harus bicara Re".ucap nya.

"No,there is nothing more we have to talk about."jawab ku menoleh pada nya.

"what is wrong with you  hah!.Asal kau tau Re aku berusaha memperjuangkan hubungan kita ku mohon bersabarlah".ucap Michaell.

"Tidak,usah repot-repot memperjuangkan hubungan yang memang benar-benar tak bisa di selamatkan turuti keinginan orang tua mu.hubungan kita sudah berakhir sejak saat itu kau mengerti bukan".ucap ku.lalu saat aku hendak melepaskan sabuk pengamana tiba-tiba Michaell dengan cepat mencium bibir ku.dan aku mendorong nya.

"kenapa,Re.aku begitu mencintai diri mu aku tidak bisa kehilangan diri mu ku mohon berjuanglah dengan ku".mohon nya dengan  menangis lalu aku keluar sebelum keluar aku melihat nya.

"Berfikirlah dewasa cell.jika seorang ibu tak mengizinkan putra nya menikahi wanita yang menurut nya salah itu kewajiban seorang putra untuk tidak melanjutkan hubungan nya".lalu aku keluar jalan menuju mobil ku yang terparkir  tak jauh dari sana.menahan tangis dan pedih.mengingatkan aku akan seseorang yang dulu pernah menjadi bagian hidup ku pernikahan yang hanya bertahan seumur jagung tampa restu orangtua dan di usia muda ku harus menjadi janda aku lebih memilih kabur meninggalkan Indonesia meninggalkan orangtua ku.

THIS IS ABOUT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang