Ekstra part akhir

21.8K 1.1K 42
                                    

    

     Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.

     Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

  – Sapardi Djoko Damono












Assalamualaikum wr wb

Dengan banyak kata terima kasih yang selalu dan akan terus saya sebagai penulis sampaikan. Kepada kalian yang setia menunggu dari awal hingga berakhirnya cerita ini...

Maaf jika membuat kalian menunggu lama. Karena memang banyak yang harus dipersiapkan mulai dari alur hingga revisi sebelum dipublikasikan.

Cerita ini memang mempunyai alur yang ringan. Dengan gelitikan lucu dipenokohan yang saya buat.

Semoga kalian bisa mengapresiasi apa yang aku publikasi kan. Ini adalah alur cerita terakhir dari HAIZA ALMALIK. semoga kalian suka yaa...

Langsung aja yaa

Happy reading 🥰














7 tahun kemudian

Haifa sedang memasak secara cepat untuk sarapan. Ia hanya memasak nasi goreng untuk menunya kali ini. Ia bangun kesiangan untuk pagi ini karena tadi malam ia habis digempur hebat dengan Zafran hihihi... dan sangat salah karena ia tidur kembali sesaat setelah sholat subuh.  Dan akhinya terjadi drama huru hara repot diciptakan oleh penghuni rumah. ia sudah menghidangkan nasi goreng dimeja tinggal susu untuk anak anak

"Dek...bantuin abbi pasang ini dek susah ini" Haifa menghela nafasnya. Beberapa tahun terakhir memang Zafran tidak memasangnya sendiri ada Haifa yang selalu memasangkan alhasil ia lupa simpul dasi.

"Nunduk dong tubuhnya" Zafran mengikuti instruksi Zafran. Mata dan bibir Haifa sangat menghayati saat menyimpulkan dasi dileher Zafran. Zafran tersenyum gemas

"Udah...aku penggil Azhar sama Afshi dulu" sebelum pergi dari hadapannya Zafran menghadiahkan sesuatu untuknya

Cuppp

"Terimakasih bunda" ia menyambar bibir pink Haifa. Pipinya sama seperti dulu. Masih merah merekah saat ia menyentuh nya

"Dah akh..mau keatas dulu. Bibi..tolong buat minuman buat semuanya yaa" bibi hanya mengangguk dan menyiapkan semuanya. Karena ia sudah hafal santapan dipagi hari majikannya. Ia meninggal kan Zafran dan masuk ke kamar anaknya yang paling besar

"Ka..udah siap semuanya? Buku, alat tulis?" Azhar tersenyum sangat manis.  Kini usia Azhar menginjak 12 tahunan. Ia tumbuh menjadi anak yang Sholeh dengan segudang prestasi baik di sekolahnya taupun dibidang agamisnya. Bersuara merdu dan sering tampil sebagai pembaca Alquran. Mempunyai senyum yang bisa membuat takluk walau hanya sekali lengkungan bibir

"Kalau sudah kebawah yaa. Bunda udah buatin sarapan sekalian bekal buat kamu" Azhar mengangguk. Ia menjadi anak yang sangat penyayang dan perhatian keadik adiknya. Ia sangat cinta kebersihan dan teliti atas hal apapun. Ia berjalan keluar kamar menenteng ranselnya.

Haifa menutup pintu kamar Azhar dan beralih kekamar afshi yang terletak disamping kamar nya

"Afshi...kamu udah selesai siap siapnya" Afshi menoleh dengan wajah cemberut seperti ingin mengadu Haifa melongo melihat isi lemari afshi pada keluar

HAIZA Al malik [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang