xxii. i guess he doesn't know?

65 8 14
                                    

"Ayolah, kemana dia?" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayolah, kemana dia?" 

Jaecob terus mengekori Jeno yang tampak tak acuh akan kehadirannya. Tadi pagi, Jaecob baru saja akan mengunjungi Eleanor di sel namun gadis tersebut telah lenyap entah kemana.

"Kau benar-benar tak akan memberitahuku?" Jaecob menghadang Jeno yang dengan santai melangkah menyusuri lorong mansion.

"Mana kutahu kabar gadis jelek itu, dia bukan urusanku," jawab Jeno singkat. Padahal Jeno sedang mandi saat Jaecob menggedor pintu bilik airnya. Alhasil anak panglima tersebut harus keluar bertelanjang dada dengan air masih menetes dari surai cokelatnya.

"Ayahku pasti melarangmu membocorkannya bukan? ayolah beritahu saja aku, aku tidak akan mengadukanmu pada Ayah," pinta Jaecob.

"Kau keras kepala, kubilang aku tak tahu." Jeno melempar handuk yang digunakannya tepat pada wajah Jaecob.

"Kalau begitu akan kutarik kuasamu atas kuda perang istana." Jaecob memicingkan mata. Ia berpura-pura berbalik badan dan meninggalkan mansion Jeno.

"HEI HEI HEI! ITU TAK ADIL!" Jeno mengejar Jaecob yang telah membuka pintu mansion. Ia berlari kencang sampai handuk yang menutupi batas pinggangnya hampir terlepas.

"Maaf namun aku tak punya penawaran," tolak Jaecob bersikeras.

"Aku benar-benar tak tahu!" seru Jeno, "ayolah harus di mana lagi aku berlatih jika bukan dengan Angus kesayanganku?" rengek Jeno seraya menggucangkan lengan Jaecob.

"Kau memalukan, merengek tanpa busana seperti itu." Jaecob memasang wajah datar.

"Kalau begitu tarik kembali ucapanmu." Jeno memasang tatapan memelas. "Aku akan melakukan apapun untukmu, aku berjanji," tawar Jeno. 

Jaecob tersenyum cerah, "Benarkah? apapun?" Jaecob memasang wajah licik.

"Emmm... ya apapun," jawab Jeno ragu

"Kalau begitu, beri tahu aku di mana Eleanor, kalau kau benar-benar tak tahu, cari di mana dia sekarang dan antarkan aku ke tempat ia berada," ujar Jaecob.

Jeno menganga, "HEI KAU GILA?!" Ia berseru pada Jaecob yang telah berlari kencang meninggalkannya seorang diri di depan pintu.

"KAU YANG GILA! SEDANG APA KAU DI DEPAN PINTU BERTELANJANG DADA SEPERTI ITU?!" Amanda berseru dari lantai dua mansion. Saat itu juga Jeno sadar, mungkin inilah saatnya ia mengucap salam perpisahan.

******

Setelah kepulangannya beberapa hari yang lalu, Jason benar-benar tak mengizinkan Eleanor berinteraksi pada siapapun. Merek menjadi pusat perhatian sepanjang perjalanan pulang dan mungkin telah menjadi buah bibir seantero negeri. Siya saja hanya diizinkan sampai di depan pintu dan tidak diperbolehkan memasuki rumah.

"Bolehkah aku menyiram tanaman?" tanya Eleanor pelan.

Jason hanya melirik, tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan putrinya. Meski ia benar-benar mengkhawatirkan putrinya, rasa kecewa serta marah sedikit terbesit di dalam hati. Kenapa Eleanor begitu naif dan keras kepala sehingga harus berurusan dengan kerajaan.

MINOR(ITY);✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang