xvii. pure, clear, and pretty

66 13 13
                                    

Haloo! nanti dibaca sampai akhir yaa, ada author notes dari akuu💚💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haloo! nanti dibaca sampai akhir yaa, ada author notes dari akuu💚💚

——————

"Hei." Jeno menegur Jaecob yang diam termenung sambil menumpukan kepalanya pada sebelah tangan di kursi.

"Kau sering termenung akhir-akhir ini, seperti tak punya tujuan hidup. Kau juga lebih sering keluar pada malam hari," komentar Jeno menyerbu.

"Kau tahu dari mana?" tanya Jaecob sedikit mengangkat kepalanya dengan kening dikerutkan.

"Pertanyaan macam apa itu." Jeno mendaratkan tubuh ke atas kursi di sebelah Jaecob sambil meneguk segelas anggur yang tersisa, "Ayahku bahkan harus mengambil jalan lain saat berpatroli agar tak mengganggu kegiatan merenungmu itu." Jeno mengomel.

"Intinya kau bertingkah seperti orang tua," ucap Jeno menutup cibirannya dan kembali meneguk anggur sampai habis.

"Sepertinya kau lebih menikmati meledekku daripada anggur tersebut kan?" balas Jaecob memutar bola matanya.

Jeno mendecih, "Kau tahu, pelampiasan dari segala masalahku adalah meledekmu." Jeno tersenyum miring dan berlalu pergi. 

"Masalah apa?"Jaecob mendengus kesal. 

******

Eleanor tersenyum senang melihat kumpulan bunga daisy yang mekar dengan indah. Dipungutnya sekuntum bunga yang tergeletak di atas rumput. 

"Cantik sekali," gumam Eleanor. Dibandingkannya bunga tersebut dengan sekumpulan bunga lain yang masih tertanam di atas tanah, bunga yang dipungutnya ini adalah bunga yang paling sempurna tanpa adanya cacat. Bunga lainnya memiliki noda kecokelatan tanda akan segera layu. Eleanor rasa bunga ini belum lama terpetik ataupun jatuh dari tangkainya. 

"Bahkan bunga yang sempurna pun bisa terjatuh kapan saja." Eleanor bermonolog, "tapi kalau dia bisa terjatuh dari tangkainya bukankah artinya dia tak sempurna?" tambah Eleanor.

Eleanor melempar pandangan pada kupu-kupu yang beterbangan. Cantik sekali, kawanan kupu-kupu raja di hadapannya terbang mengitari bunga-bunga daisy yang bermekaran. Melihat kupu-kupu terbang saja gadis itu bahagia.

Tiba-tiba, Eleanor teringat akan ucapan istri panglima, Amanda, kemarin malam. Amanda mengenal ibunya? suatu kebetulan yang menarik. Eleanor hanya tahu kalau Krystal sangat lihai dalam menunggang kuda, namun tak pernah tahu jika Krystal pernah mengikutI akademi berkuda khusus wanita. Akademi tersebut adalah organisasi bergengsi yang menjadi wadah bagi seluruh rakyat Lantershire untuk menjadi bagian dari anggota kerajaan. Tak disangka Krystal akhirnya malah menikahi Jason, seorang pria berkebangsaan Skotlandia dengan otak penuh dengan ide-ide konyol.

"Hei, Nona, sedang apa kau di sini?!" seru seorang pria berpakaian khas abad ke-19. Pria tersebut mengenakan froack coat dan top hat dengan kumis melengkung ciri khas bangsawan pada masanya.

MINOR(ITY);✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang