xxiv. rendezvous

37 10 8
                                    

Ting!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting!

Semua tatapan menuju pada Jaecob saat sendok dan gelas yang dipakainya berdenting karena bersenggolan satu sama lain. Jujur saja, tangannya gemetar sejak kali pertama menyambut keluarga raja ini. 

"Pardon me,"  ucap Jaecob.

Jaecob tidak bisa mengabaikan tatapan Putri Lia yang terus menerus menatapnya dari mulai ujung kepala hingga ujung kaki. Dan dengan sengaja, King Marcus menempatkan putrinya untuk duduk berhadapan dengan Jaecob.

Hendery menatap sang adik yang bertingkah tak nyaman. Bahkan ketika Jaecob mengunyah makanannya pun, putri tersebut terus menerus menatapinya dengan senyum mengembang yang menurut Jaecob—mengerikan.

"Is there anything wrong, Princess? or do you might need help?"  tanya Hendery untuk mengalihkan perhatian Lia.

"Oh, tidak. Semua baik-baik saja. Terima kasih," jawab Lia. Ia menundukkan kepala salah tingkah dan mengalihkan fokus pada makanan di hadapannya. Jaecob melirik sang kakak dan memberikan isyarat "terima kasih" atas bantuan yang telah diberikan.

"Putriku sangat bersemangat saat mengetahui kami akan datang kemari, benar kan?" ucap King Marcus.

"Benar, Ayah. Aku sudah menganggap kalian kawan karib, jadi aku senang dapat menemui kalian kembali," ucap Lia dengan senyum manisnya.

Jaecob membatin dalam hati, padahal ini baru kali kedua setelah lebih dari 10 tahun Lia datang untuk kunjungan ke Lantershire. Bahkan di pertemuan pertama pun Lia telah meninggalkan kesan pertama yang kurang baik untuk Lantershire. Bagaimana tidak, ia pernah menjambak Ruth karena Ruth terlalu dekat dengan Jaecob saat kunjungan yang pertama. King Marcus bahkan beberapa kali mengirimi Jaecob surat yang berisi kata-kata agar Jaecob mau menikahi Lia tanpa sepengetahuan Simon.

"Pangeran Jaecob?" 

Jaecob mengalihkan perhatian pada Putri Lia yang memanggilnya. Putri itu telah memandanginya dengan senyum yang membuat matanya tersisa segaris saja.

"Yes, Your royal highness?" jawab Jaecob.

Sang putri terlihat salah tingkah dengan jawaban yang diberikan Jaecob. Berkali-kali ia berusaha meredam senyum yang mendesak untuk mengembang di wajah rupawannya.

"Khem, tidak ada, sebenarnya aku hanya ingin memanggil," jawab Lia tanpa rasa bersalah.

Jaecob mengangkat alis dan mengangguk kecil, "Weird," batinnya.



"Sebenarnya aku penasaran, apakau kau telah memiliki kekasih?"

******

Perjamuan tersebut diakhiri dengan kecanggungan antara Jaecob dan Lia. Pertanyaan sang putri sebelumnya Jaecob jawab dengan, "Cepat atau lambat kalian akan mengetahuinya."

MINOR(ITY);✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang