xxi. shoot

68 13 11
                                    

DOR!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DOR!

Hening. Tak ada suara sedikit pun dari dua hawa yang sempat bergumul batin di dalam ruang bawah tanah tersebut. 

"Maafkan aku."










Salah satu mulai tersadar, karena tercium bau besi dari sekujur wajahnya, ia membuka mata.

"NONA THEO!"

Eleanor menjerit histeris. Di hadapannya Theo nampak diam tak bergerak disertai dengan genangan darah yang mengalir dari—tunggu, siapa wanita ini?

Gadis itu berusaha mengulurkan tangan dari balik sela jeruji guna menggapai tongkat besi yang tak jauh darinya. Selepas digapainya tongkat tersebut, Eleanor memukul-mukul tongkat tersebut ke jeruji agar menimbulkan suara keras dan mampu menarik perhatian siapapun yang lewat.

"TOLONG! ADA YANG TERLUKA DI SINI!" Eleanor menjerit. 

TRANG! TRANG! TRANG!

"TOLONG SIAPAPUN NONA THEO TERLUKA!" 

Eleanor mengayunkan tongkat besi tersebut sekuat tenaga berharap suara yang ditimbulkan akan lebih besar lagi.

"Eleanor?"

Eleanor mengalihkan atensinya pada Theo yang perlahan mulai menggerakkan jarinya.

"Nona, apakah Anda bisa bergerak?" tanya Eleanor khawatir. Ingin sekali ia membantu Theo bangun namun apa daya kondisinya sekarang pun tidak memungkinkan.

"Aku baik-baik saja." Theo memegangi kepalanya yang terasa pening. Saat ia bangun dari posisinya, rambut wanita tersebut ikut tergenang di dalam darah sehingga menyebabkan beberapa helai surai Theo berwarna merah basah.

"Ah, rambutku terkena darah," ujar Theo tenang. Ia mengusap darah yang melumuri rambutnya dengan tenang.

"Nona, siapa dia?" Eleanor tampak syok. Hal terakhir yang ia ingat hanya Theo menodongkan sebuah pistol serta mengucapkan maaf berkali-kali padanya. Setelahnya hanya suara tembakan dan Eleanor kehilangan kesadarannya.

"Kau tak pernah sadar ia selalu mengikutimu sejak insiden kau terinjak-injak waktu itu," jelas Theo. Wanita itu menepuk-nepuk tepi gaunnya yang kusut karena harus terhimpit oleh mayat wanita yang ia tembak.

Gadis yang masih terjebak di dalam sel tersebut termangu. Orang bodoh mana yang mau menghabiskan waktunya untuk mengikuti gadis lusuh seperti Eleanor?

"Kalau kau berpikir dia bodoh, dia memang bodoh. Bahkan dia menyamar menjadi prajurit wanita singgasana, padahal istana tak pernah menerima prajurit wanita sebagai penjaga singgasana raja." Theo terkekeh kecil.

MINOR(ITY);✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang