Ucapkan banyak terima kasih pada bajingan brengsek itu, tidak ada kamu hari ini tanpa nya, tidak dengan jiwa yang hampa hati yang patah otak yang lelah dan tentu dengan raga yang baik, kamu akan lebih mengerti ketika harapan mu tidak terwujud, ketika rasa kecewa mu bahkan lebih banyak lebih tinggi lebih penuh dari harapan mu yang hanya sejengkal tangan, kamu tidak berharap banyak tapi entah kenapa kecewa mu lebih dari harapan mu, ketika kamu sangat menantikan malam dari pada siang hari atau pagi dengan hangat mentari, ketika malam mu lebih hangat dari terbitnya matahari, ketika berada di bawah cahaya bulan lebih membuat mu nyaman ketimbang cahaya matahari yang membuat semua orang berani, kamu menunggu malam untuk mengeluh, untuk bertanya dengan pertanyaan yang sama, untuk mengerti diri mu sendiri, untuk bertahan, untuk rasanya menyerah lebih baik, untuk membuat secuil harapan untuk esok, untuk mendapatkan teman dengan rasa sepi, malam seperti sebuah pelukan hangat dari sahabat dekat, tanpa ragu merangkul, memberimu sandaran.
Malam yang dingin dengan sebatang nikotin dengan sebuah korek api sebagai penghangat, hanya sebentar kamu menikmati rasanya damai versi dirimu, ketika tembakau itu telah habis oleh bara api, kamu ragu menyalakan nya lagi, terbesit lari lagi sebentar tak apa dunia penuh dengan orang yang senang bermain-main, tak apa lari sebentar tembakau yang tergulung kertas dengan ujung yang telah menyala memunculkan bara api itu, untuk malam, untuk jiwa hampa yang menyedihkan, untuk kehidupan yang orang lain lihat baik-baik saja untuk pelarian sesaat dari kebebasan yang perlahan hilang.