"apa kabar?" Pertanyaan itu menggantung di udara, tidak ada yang berniat menjawab. Entah siapa yang pertama kali mengucapkan kalimat itu. Yang jelas mereka hanya saling diam tanpa ingin membuka percakapan yang selama ini mereka inginkan. Mendadak rindu yang semula menggunung itu hilang entah kemana hanya ada rasa canggung diantara mereka berdua.
Tidak ada percakapan apapun diantara mereka hanya hening yang menyelimuti, bahkan ketika mentari mulai pergi digantikan oleh malam yang dingin. Mereka sama sekali tidak beranjak, masih mempertahankan egonya masing-masing, mempertanyakan siapa yang salah dan siapa yang lebih dulu meninggalkan. Sekelebat perasaan asing muncul diantara mereka berdua, dan ya. Jelas dia telah beranjak lebih dulu enggan untuk sekedar berbicara atau menengok pada manusia disampingnya. Ia pergi tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya.
Satu orang yang tersisa juga hanya diam, melihat siluet seseorang yang sangat ia rindukan pergi tanpa berpamitan dengannya. Ia hanya diam, tapi kali ini ia berbicara dengan sangat lirih "harusnya kita masih bersama layaknya dulu, sebelum ego kamu yang membuat kita menjadi jauh" ia menatap punggung yang selalu menjadi sandarannya menjauh secara perlahan hilang seolah malam telah menyembunyikan, seolah malam tidak ingin mereka bertemu dan saling melepas rindu.
Dua insan yang mendamba hidup bersama untuk akhir yang bahagia tetapi mereka tidak pernah mencapai tujuan tersebut. Ego mereka menguasai, pada akhirnya kisah yang tidak pernah dimulai itu harus berakhir dengan akhir yang entah bagaimana.
Ia tetap menatap dimana punggung itu menghilang. Bahu yang tak lebar tapi nyaman ketika ia menjatuhkan kepalanya seolah ia hanya perlu bahu itu untuk mengusir lelahnya. Tangan yang terkadang terasa dingin namun juga hangat ketika digenggam yang setiap usapan seolah mengatakan "semua akan baik-baik saja"
Rindu. Satu kata yang sanggup membuatnya hampir menyerah untuk menunggu, namun sekarang ia sadar tak ada gunanya menunggu. Hidupnya harus tetap berjalan.
Dua insan yang duduk bersama itu hanya saling diam, bahkan mereka lupa siapa mereka sebenarnya.
Selamat ulang tahun untukmu yang masih menjadi favoritku hingga kini, sampai berjumpa di kehidupan yang lebih baik.