12

497 82 31
                                    

Typo!!










Hari sudah semakin sore, Saint dan Perth masih duduk di bawah pohon besar di dekat danau itu, dengan Perth yang menyandarkan kepalanya pada bahu kokoh Saint.
Semua bekal makanan sudah habis, dan seharusnya mereka segera pulang saat ini, karena sebentar lagi malam akan datang.

"Apa kau senang berada di sini?!" Saint bertanya sembari memasukkan sampah makanan kedalam kantong kresek yg sengaja di bawanya tadi.

"Ya, disini sangat tenang. Perth mungkin akan berkuliah di universitas itu, agar bisa ke tempat ini lebih dekat."

Dia mendongak tanpa menarik kepalanya dari bahu Saint, Saint yang mendengarnya hanya tersenyum lalu menepuk kepala Perth, pelan.

"Aku akan mengunjungimu sesekali. Sebaiknya kita pulang, sudah hampir gelap."

"Krab!" Perth segera berdiri, mengulurkan tangannya untuk membantu Saint berdiri.

Saint menuntun sepedanya bersama Perth yang berjalan di sisinya pergi menjauh dari lokasi danau.
Dia menatap lagi bangunan besar yang mereka lewati, mimpinya masih sama. Dia ingin menjadi seorang insinyur yang bisa membuat mobil, bukan hanya membenarkan motor rusak, seperti di bengkel ayahnya.
Tapi sepertinya mimpi itu harus dia kubur dalam-dalam, dia hanya harus belajar lebih baik lagi untuk bisa membantu ayahnya di bengkel kecilnya.

Perth tidak mau langsung pulang, dia ingin sekali bertamu ke rumah Saint. Dan Saint mengabulkan keinginannya, sampai di rumah sederhana milik keluarga Supapong, Perth disambut hangat oleh ibu Saint.

Saat itu ibu Saint sedang memasak untuk makan malam mereka, menu yang sederhana dan adik perempuan Saint juga terlihat sedang membantu ibunya memasak.

"Kau mau mandi dulu? Pasti tidak enak seharian kita main di luar." Tawar Saint.

Perth mengangguk, lalu mengikuti Saint pergi ke kamarnya.
Kamar Saint tidak seluas kamarnya, tapi kamar itu sangat rapi.

"Ini, pakailah. Ini masih baru." Saint memberikan satu kaos miliknya, "ini handuknya, masih bersih belum ku pakai. Aku pakai handuk ku yang lain saja."

Saint terlihat salah tingkah, ini pertama kalinya dia membawa temannya ke rumah, dan yang ia bawa justru anak dari majikan ayahnya. Karena ayah Saint kini bekerja di kantor Naya, ibu Perth.

"Um~ kamar mandinya dimana?!"

"Oh, ya! Ayo ikut aku."

Saint berjalan kembali keluar kamar dan berhenti di sebuah pintu berwarna putih dekat dengan pintu belakang rumahnya.

"Kau bisa mandi dulu, aku akan membantu ayahku sebentar." Ujar Saint pada Perth.

Setelah kepergian Saint, Perth masuk kedalam kamar mandi, dia melihat sekelilingnya. Tidak ada shower, hanya ada gayung dan tempat penampungan air.
Awalnya dia terlihat ragu untuk mandi, tapi dia harus mandi karena tubuhnya terasa lengket.
Beberapa menit di kamar mandi, Perth keluar dengan memakai kaos milik Saint dengan celana pendeknya.

Dia sedikit merasa aneh dengan penampilannya sekarang, tapi sekali lagi dia tersenyum senang karena dia bisa memakai apa yang sahabatnya pakai, setidaknya itu yang pemuda itu pikirkan.
Perth meletakkan handuk di kepalanya, mencoba mengeringkan rambutnya yang basah. Dia berjalan dengan canggung menghampiri ibu Saint yang sedang menata makanan di atas meja.

"Hei, rambutmu masih basah, sini aku keringkan." Saint tiba-tiba muncul dari balik pintu belakang.

Dia menarik Perth untuk duduk di sebuah kursi lalu mengeringkan rambut Perth dengan handuk itu. Setelah selesai, dia mengambil handuk itu lalu menjemurnya di luar.
Saint mempersilahkan Perth duduk di depan meja makan, di sana sudah ada Prim, ibu dan ayah Saint. Semuanya terlihat bahagia.

"Unlimited Love" SONPIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang