10

484 85 19
                                    

Typo!!

















Perth senang, karena ini pertama kalinya dia keluar bersama dengan seorang teman. Teman yang dulu dia pandangan mustahil untuk memilikinya. Dan sejak mengenal Saint, Perth bisa merasakan bagaimana memiliki teman yang bisa membuatnya berbagi apapun tentang perasaanya. Saint selalu mendengarkan semua ceritanya dan hanya tersenyum meresponnya, terkadang Saint juga menasehati Perth agar dia bisa lebih percaya diri lagi, agar tidak ada lagi yg membully nya. 

"Bagaimana, apa kau suka?!" tanya Saint saat dia mengantar Perth pulang.

"Ya, makanannya enak. Lain kali Saint bisa mengajak Perth kesana lagi?!"  Perth menatap Saint yang kini berjalan beriringan dengan menuntun sepedanya.

Mereka baru saja keluar dari kedai mie dan Perth tidak ingin segera pulang, dia ingin berjalan kaki dan sedikit mengobrol dengan Saint.

"Tentu saja, lain kali aku akan membawamu lagi ke sana." ujar Saint, membuat Perth tersenyum senang. 

Banyak yang mereka bicarakan, Perth pun terlihat senang mendengar semua cerita Saint di sekolah lamanya. Perth juga menceritakan pada Saint rahasianya mengenai Gun yang ternyata adalah sepupunya. Saint cukup terkejut, tapi dia tidak merasa aneh kenapa Gun bersikap seperti tidak mengenal Perth, layaknya saudara pada umumnya. 

"Lalu apa Gun juga yang sering mengerjaimu?!" tanya Saint, dia menatap wajah sendu Perth.

"Perth tidak tahu, phi Gun hanya mengatakan jangan pernah mendekatinya. Hanya itu. Jadi Perth tidak akan mendekat seperti yang phi Gun inginkan." 

"Ck, bukankah pemikiran orang kaya itu aneh?!" Gumam Saint, dia berdecak kesal.

"Tidak semua seperti yang Saint pikirkan, Perth yakin jika phi Gun orang yang baik." 

"Aku harap yang kau katakan itu benar." Batin Saint. Dia menjawab Perth hanya dengan anggukan saja.

Ssrrhhhh~ 

Hujan tiba-tiba turun sangat deras, Saint secara refleks menarik tangan Perth berlari mencari tempat untuk berteduh. Tapi sepertinya Perth sudah cukup basah karena air hujan yang deras menimpanya. 

Mereka berteduh di depan sebuah toko yang sudah tutup, Saint melihat tubuh menggigil Perth lalu melepaskan jaket pemberian ayahnya beberapa hari yang lalu, kemudian menutupi tubuh Perth dengan jaket itu.

Perth menoleh ke arah Saint, dia seolah teringat dengan seseorang yang pernah melakukan hal yang sama padanya seperti saat ini. 

Mengetahui tatapan aneh Perth padanya, Saint tersenyum menatap Perth. Dia juga teringat bagaimana  pertama kali dia bertemu dengan Perth, Saint merelakan jaketnya waktu itu karena merasa kasihan melihat Perth yang menggigil kedinginan. Bedanya kali ini mereka sudah menjadi teman, dan waktu itu Saint sama sekali tidak mengenal Perth. 

"Kenapa menatapku seperti itu?!" Saint bertanya masih dengan senyuman khasnya.

"Ah tidak ada, Perth hanya merasa mengingat seseorang yang dulu juga pernah membantu Perth." 

"Benarkah?! Kau mengingatnya?!" Tanya Saint terlihat antusias.

"Perth tidak melihat wajahnya dengan jelas, karena kacamata Perth terkena air hujan. Yang Perth ingat, dia tinggi dan kulitnya putih." Jelas Perth dengan polosnya, Saint tersenyum lalu menggeleng saja tanpa mengatakan apapun.

Tiba-tiba saja Perth mendekat ke arah Saint yg bersandar pada tembok, dia membentangkan jaket Saint yang membungkus tubuhnya. Perth memeluk Saint dari samping, dan tindakan Perth itu membuat Saint tertegun juga berdebar secara bersamaan. 

"Unlimited Love" SONPIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang