02

671 101 16
                                    

Typo!!

Ini hanya fanfiksi, mungkin jika ada kesalahan pemahaman, harap maklumi ya.. Karna ifa juga tahap belajar. 😁





















Semua anak sudah keluar dari gedung sekolah, tapi seseorang di depan mobilnya masih terlihat menunggu seorang remaja yg akan keluar dari gedung itu.

Karena rasa khawatirnya pada anak majikanya, pria paruh baya itu memasuki gedung sekolah dan mencoba mencarinya sendiri, karena terakhir kali dia melihat tuan mudanya pernah keluar dari gedung sekolah dengan pakaian lusuh bekas sepatu yg tercetak pada seragam putihnya.

Jadi dia tidak ingin sesuatu yg buruk kembali terjadi pada remaja itu, meskipun dia tak pernah mengeluh, tapi tetap saja semua perbuatan tidak pantas itu harus dia laporkan pada majikannya.

Setelah mencari di setiap ruangan yg ada di gedung itu, pada akhirnya pencariannya berakhir di salah satu bilik toilet, yg terkunci dari luar.

Dan di depannya terdapat papan nama jika toilet sedang rusak.

Mendobrak pintu toilet itu berkali-kali, dan akhirnya terbuka.

Pria itu menemukan pemuda yg ia cari sedang meringkuk memeluk tubuhnya sendiri duduk di atas closet, dengan tubuhnya yg menggigil kedinginan.

"Trimakasih P'Jay.. Aku akan mengurusnya besok. Selama aku tidak ada ku harap kau mau menjaga putraku." ucap Naya, setelah mendengarkan penjelasan Jay supir Perth, mengenai ke jadian di sekolahnya.

"Sama-sama khun.. Saya akan menjaganya sebisa saya.." jawab Jay, lalu berpamitan pada Naya..

Naya menghampiri putranya yg kini tengah terlelap di balik selimut tebalnya.

Mengusap surai hitamnya, Naya merasa bersalah atas apa yg terjadi pada putranya.

Perth tidak pernah mengeluh, dia akan selalu bilang jika dia baik-baik saja, jika Naya menanyakan ke adaannya.

"Maafkan mommy nak.. Tapi mommy melakukan ini semua demi masadepanmu nanti.. Kau harus kuat." lirih Naya, kemudian mengecup kening Perth dan keluar dari kamarnya.

Naya bukan seorang ibu yg selalu memanjakan anaknya, karna itulah dia berusaha keras agar Perth bisa cepat berbaur dan membantunya dari belakang tanpa sepengetahuan putranya.

Dan Perth juga bukan anak yg selalu bergantung pada apa yg di miliki ibunya, meski sebenarnya dia bisa meminta apapun yg dia mau pada sang ibu.

Perth tidak bodoh, meski biasanya seorang anak yg mempunyai penyakit serupa dengannya mengalami kesulitan memahami suatu pelajaran.

Perth telah terbiasa mencatat semua yg gurunya katakan, dan akan mempelajarinya kembali saat di rumah.

Itulah kenapa dia sangat terpuruk saat buku-buku nya kembali hilang karena kejahilan teman-teman sekelasnya.

Dan ke esokan harinya..

Naya bersama Jay, memutuskan untuk ke sekolah Perth karna ke jadian di mana Perth terkunci dari luar di dalam toilet sekolah akibat kenakalan temannya.

Karena Perth mengalami demam, maka Naya menjadikan itu kesempatan untuknya bertemu langsung dengan kepala sekolah serta wali kelasnya.

"Saya kecewa, karena sekolah ini tidak menindak prilaku bullying yg terjadi di anatara para siswa!! jika kalian tidak menghukum mereka, maka saya akan berhenti menjadi donatur di sekolah ini, dan memindahkan putraku ke sekolah lain." Ancam Naya.

"Maaf atas ketidak nyamanannya khun.. Kami akan menghukum mereka, dan pastikan tidak ada bullying di antara para siswa. Kami benar-benar minta maaf." ujar kepala sekolah, untuk menenangkan Naya.

"Unlimited Love" SONPIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang