Sorry for typo!
**************
"Perth?"
"Hm?"
"Apa kau tahu apa itu cinta?"
"Cinta ya~ " yang ditanya berpikir sejenak sambil mengerutkan dahinya.
"Dari buku yang kubaca, perasaan itu ada ketika dadamu berdegup kencang, dan tidak ingin jauh dari orang yang mungkin disukai." jelasnya, kembali melanjutkan melahap mochi yang dibeli Saint tadi.
"Lalu~ apa kau pernah merasakannya?" Saint bertanya tanpa menatap lawan bicaranya.
"Aku?" angguk Saint, "tidak pernah untuk gadis manapun, mungkin belum." Perth mengedikkan bahunya acuh.
"Gadis seperti apa yang kau sukai?"
"Tidak tahu, aku hanya bingung dengan sikap para gadis. Kurasa!"
Saint merebahkan dirinya di atas rerumputan di tempat biasa mereka melepas penat, di bawah pohon besar di tepi danau. Menutup mata dengan satu lengannya, Perth yang melihatnya menatap Saint penasaran, kenapa tiba-tiba saja sahabatnya ini bertanya tentang cinta?
"Apa Saint sedang jatuh cinta?"
"Mungkin, Hh! Tapi orang yang kusukai tidak menyukaiku." dengus Saint.
"Kenapa?"
"Kau pernah dengar istilah, jika cinta tidak bisa dipaksakan? Mungkin seperti itu posisiku saat ini."
Saint mengangkat tangannya, memperhatikan daun dari pohon besar itu bergoyang diterpa angin. Menyakitkan memang, tapi sekali lagi, bukankah cinta tidak bisa dipaksakan?
"Apakah ketika jantung seseorang berdegup kencang itu selalu pertanda jatuh cinta?" tanya Perth ragu-ragu.
"Mungkin, kenapa? Apa kau berdebar ketika bersamaku?" goda Saint, dia bertanya seperti itu dengan nada candaan seperti biasanya.
"Jika iya, apakah aku jatuh cinta pada Saint?"
Seketika itu, Saint duduk menatap lekat Perth di depannya. Apakah dia salah dengar? Apakah Perth sedang mengungkapkan perasaannya? Atau-kah itu hanyalah candaan saja?
"Menurutmu bagaimana hubungan sesama jenis?" Saint balik bertanya.
Perth mengerutkan dahinya, dia kembali berpikir apa yang ditanyakan Saint itu mengenai norma atau perasaan individu?
"Bukankah itu aneh? Jika ada siang dan malam, bukankah seharusnya memang pria diciptakan untuk bersama wanita?"
Saint seolah kembali tertampar oleh kenyataan, lalu apa maksud dari ucapan Perth sebelumnya? Kenapa setelah membuatnya senang, kini pemuda di hadapannya itu kembali menjatuhkannya?
Saint total bungkam, dia tidak tahu harus menjawab bagaimana. Bukankah seharusnya cinta tidak dibatasi dengan gender? Tapi kenapa masih banyak yang berpikir jika mencintai sesama jenis itu menjijikkan?
Berdiri dari tempatnya, Saint membersihkan pakaiannya bersiap untuk bekerja sebelum langit menggelap. Hari ini dia tidak ada latihan, itulah kenapa kini dia berada di tempat indah ini bersama Perth, atas permintaan pemuda itu tentunya.
"Ayo kuantar kau pulang, sebelum gelap."
Perth pun hanya mengangguk, tanpa merasakan perubahan dari aura Saint yang tak bersahabat. Tentu saja dia jengkel, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena apa yang dipikirkan oleh Perth itu benar atas dasar norma-norma kemanusiaan. Lagipula kenapa harus merasa sakit hati, bahkan dia sendiri pun tidak pernah bisa melangkah maju untuk menyatakan perasaannya secara gamblang.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Unlimited Love" SONPIN ✓
FanfictionCompleted! "Cinta bukan hanya di ukur dari fisik serta harta, cinta datang karna terbiasa.. cinta terkadang buta.. tapi cinta tak pernah salah akan mendarat di hati yg mana.." Story SonPin, romance, angsat. selamat membaca.. 😊😊