Sorry for typo!
Miss me? 🤭🤭
Maaf buat kalian menunggu lamaa~
Happy reading na kha~***************
Tertegun, itu ekspresi Gun setelah mendengar cerita Saint tentang kondisi Perth. Tidak tahu harus berkomentar apalagi, karena selama ini dia pikir Perth hanyalah seorang anak manja yang bersembunyi dibalik punggung ibunya. Gun tidak menyukai Perth dulu, karena dia pikir sepupunya itu sombong dan tidak mau berbaur dengan siapapun. Tapi setelah mengetahui fakta yang sebenarnya, kini dia merasa bersalah. Seharusnya dia bertanya kepada Bibi-nya kenapa Perth bersikap seperti itu.
"Kau menyesal sekarang?" Saint memaksakan senyumnya.
"Ya, walau bagaimanapun dia tetap sepupuku. Dan ya~ seharusnya aku tahu dari dulu. Selama ini aku selalu membiarkan dia di bully tepat didepan mataku."
Saint menggeleng mendengar ucapan Gun, miris, hanya saja semuanya sudah berlalu, menyesal pun, itu sudah tidak berguna lagi. Karena bagi Perth pahlawannya adalah Saint.
Hari ini Perth pulang lebih dulu, karena Saint ingin dia istirahat, daripada menunggunya berlatih basket sepulang sekolah. Setelah mengakui kenapa dia merasa kesal pada Saint, akhirnya senyuman kembali mereka di wajah tampan itu. Andai saja Perth tidak memakai kacamatanya, mungkin akan banyak gadis di sekolahnya yang akan menyukainya.
"Aku tidak tahu kenapa begitu kesal melihat Saint memeluk Nong itu, Saint bahkan tidak tahu aku membuka pintu toko, karena Nong itu menangis, aku memutuskan untuk pergi saja."
Tersenyum sendiri, Saint mengingat ucapan Perth jika dia kesal karena hal itu. Entah kenapa hatinya menghangat, apakah Perth juga menyukainya? Apakah dia cemburu karena ia memeluk orang lain?
"Hei! Apa yang kau lamunkan?" Gun menyenggol bahu Saint, membuyarkan lamunan manisnya.
"Apa kau pikir dia juga menyukaiku?"
"Mungkin! Kenapa kau tidak katakan saja padanya?"
"Aku belum siap, walau bagaimanapun dia terlalu polos untuk merasakan hal seperti itu. Kupikir dia hanya tidak suka aku mempunyai teman lain, selain dia." Saint mengedikkan bahunya, kembali melanjutkan makannya.
Mereka ada di sebuah kedai Mie yang biasa Gun kunjungi bersama Mark dan teman-temannya yang lain. Dan kali ini hanya ada mereka berdua, akhir-akhir ini Mark begitu terlihat jika dia menjaga jarak dengan anggota klub.
"Terserah, apapun itu, aku akan mendukungmu. Tenang saja." Gun menepuk bahu Saint.
"Ai Gun, apa kau tidak khawatir pada Mark?"
Yang ditanya mendongakkan kepalanya dari melahap mie-nya. Menatap aneh Saint, yang tiba-tiba bertanya soal Mark padanya. Jujur saja, lambat laun perasaan Gun pada Mark berkurang.
"Entahlah, aku tidak tahu. Dia semakin susah dijangkau. Aku juga sudah lelah mengejarnya, jadi biarkan saja dia dengan dunianya."
"Apa kau tahu, jika Mark sama denganku? Bedanya dia tinggal sendiri, dan aku masih memiliki keluarga utuh."
Gun mengernyit bingung, yang dia tahu selama ini Mark itu sama sepertinya, dia selalu berangkat kesekolah dengan mobil, dan barang-barang yang dia miliki juga bisa dibilang mahal, untuk ukuran seorang yatim piatu yang tinggal sendiri.
"Sudah kuduga kau tidak tahu apapun tentangnya." Saint terkekeh pelan, melihat wajah bodoh Gun.
"Mark memang tinggal di apartemen kawasan elit. Tapi kau tidak tahu sejarah dari mana dia bisa tinggal disana, dan semua fasilitas yang dia miliki itu terlihat tidak mungkin bagi seorang remaja yang masih sekolah dan dia juga seorang yatim piatu."

KAMU SEDANG MEMBACA
"Unlimited Love" SONPIN ✓
FanficCompleted! "Cinta bukan hanya di ukur dari fisik serta harta, cinta datang karna terbiasa.. cinta terkadang buta.. tapi cinta tak pernah salah akan mendarat di hati yg mana.." Story SonPin, romance, angsat. selamat membaca.. 😊😊