07

528 91 45
                                    

Typo!!















"Apa Saint juga menyukai pria?!" 

Perth masih menatap polos Saint yg kini diam mematung di tempatnya berdiri. Sejujurnya Saint tidak tahu apakah dia menyukai wanita atau pria, karena selama ini dia hanya fokus dengan sekolahnya dan juga membantu keluarganya. Dia tidak pernah sekalipun merasakan rasanya jatuh cinta pada seseorang.


"Aku tidak tahu.." jawab Saint lirih. Dia menunduk melihat buku di tangannya.

Saint kembali menghampiri Perth lalu duduk di sampingnya. Tidak ada percakapan selama beberapa menit, hingga akhirnya Perth tiba-tiba saja memeluknya. Saint cukup terkejut, tapi tak lama dia tertawa saat mendengar apa yg Perth bisikkan padanya.


"Saint tampan, pasti akan banyak gadis imut yg akan menyukai Saint." bisik Perth lalu tersenyum sendiri.


"Kau yakin jika aku tampan?!" tanya Saint menunjuk wajahnya sendiri.

"Umb!!" angguk Perth antusias.

"Jika aku tampan, bisakah aku saja yg jatuh cinta padamu?!" 

Pertanyaan Saint membuat Perth terdiam, dia nampak berpikir dengan tatapan polosnya. Entah apa yg sedang dia pikirkan, tapi Saint gemas saat melihat expresi wajah Perth saat ini.

"Hahaha.. Aku bercanda, ada apa dengan expresimu itu heemb.." Saint mencubit pipi Perth gemas.

Perth mengusap pipinya yg sakit akibat cubitan Saint.

"Perth.. Kau membaca buku ini sampai bagian.._"

"Perth hampir selesai membacanya, hanya merasa aneh.. Apa benar itu bisa di masukkan ke.." Perth melihat ke arah belakangnya, lalu bergidik ngeri.

Glup

Saint menelan ludahnya, dia tidak tahu jika Perth memikirkan hal itu sampai sejauh ini. Dan sepertinya, percuma saja dia mengambil kembali buku itu dari Perth.


"Aku tidak tahu." jawab Saint cepat.

Perth hanya mengangguk, dia tidak lagi membahas apa yg tadi dia katakan. Karena sepertinya Saint tidak menyukai arah pembicaraan mereka.

Tapi dalam benaknya, Perth masih merasa penasaran akan hal itu, dan dia tidak mau bertanya lagi. 


"Ayo masuk kelas, bel sudah berbunyi." Saint menggandeng Perth menuju ke kelas mereka. 

Dan sampai di depan kelas, Saint melepaskan pegangan tangannya pada pergelangan tangan Perth.

Perth menatap sendu tangannya yg Saint lepaskan, entah kenapa dia tidak suka saat Saint bersikap tidak peduli jika berada di dalam kelas saat bersamanya. Perth seolah merasakan jarak di antara mereka saat berada di dalam kelas.


Apa Saint malu?!

Apa Saint takut di bully saat bersamanya?! 

Itu yg selalu Perth pikirkan, tapi tidak di pungkiri, jika Perth senang saat Saint perhatian padanya dan terlihat menjaganya dari Jay dan juga teman-temannya yg jahil.

Perth segera menepis semua pikiran negativnya pada Saint, dan fokus pada pelajaran yg sedang berlangsung.


-

-


Hari ujian tiba, Perth dan Saint tak lagi terlihat dekat. Selain sibuk dengan ujiannya, Saint juga di sibukkan dengan latihannya bersama Mark. Sebenarnya Saint ingin sekali menghampiri Perth saat jam makan siang, tapi Mark terus mendekatinya, berdalih jika dia ingin membahas tentang pertandingan basket yg akan segera mereka lakukan setelah ujian. 


"Unlimited Love" SONPIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang