16

301 54 8
                                    


Sorry for typo

********

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat bagi Saint, entah itu karena dia yang begitu menikmati waktunya bersama dengan Perth dan juga teman-temannya yang lain, atau karena dia kini menjadi lebih populer dari pertama kali dia masuk ke sekolah itu.

Memasuki kelas 12, artinya kini dia sudah menjadi senior, dan setahun lagi dia akan keluar dari sekolah. Saint tersenyum melihat Perth yang mengoceh, menceritakan pertemuan keluarganya, karena kali ini sang Kakek tidak lagi bersikap dingin padanya. Melihat betapa bahagianya Perth, membuat Saint ikut merasa bahagia.

Tak!

"Untukmu!"

Saint mendongak melihat Mark yang meletakkan beberapa bingkisan di atas mejanya dengan kasar, nampak sekali jika wajah pemuda itu sangat kesal. Saint hanya menatap bingkisan yang ada di hadapannya, lalu kembali mendengar cerita tambatan hatinya.

"Aku bersyukur karena Phi Gun, Kakek tidak lagi mengacuhkan keberadaanku."

"Gun?" dahi Saint mengernyit.

"Hm," angguk Perth, "Phi Gun, sepupuku!" jelas Perth, menampilkan deretan gigi depannya.

Kini Saint sadar kenapa Perth selalu menunduk jika berhadapan dengan Gun, dan selalu terlihat menghindari kontak mata dengan sahabatnya itu. Ya, berawal dari permusuhan yang tidak jelas, akhirnya Gun dan Saint menjadi akrab, bahkan Gun tak segan-segan mencarikan pekerjaan yang lebih besar gajinya jika Saint memang ingin menunda kuliahnya nanti.

"Kenapa aku baru tahu … " gumam Saint.

"Kau mendapatkan hadiah lagi Saint? Waah~ kau sangat populer sekarang ya~ " goda Gun, yang baru saja sampai di kelas.

Di kelas 12 kini, Saint, Perth, Mark dan Gun, tanpa sengaja berada dalam satu kelas yang sama, bukan karena prestasi Mark yang menurun, tapi karena sebaliknya, Gun, Saint dan Perth yang memiliki prestasi lebih unggul kali ini.

Banyak yang tidak menyangka jika seorang introvert seperti Perth bisa berada di dalam daftar siswa berprestasi dengan nilai yang hampir menyentuh angka pertama, karena yang paling atas tetaplah seorang Mark Siwat. Dan di bawahnya ada Gun, lalu Saint di posisi ke 4.

"Aku tidak seperti itu. Mereka saja yang berlebihan."

Saint meletakkan bingkisan-bingkisan itu di bawah mejanya, dia sudah hafal, pasti isinya hanya beberapa makanan ringan yang akan ia berikan pada adiknya nanti sepulang sekolah.

"Ai Gun?"

"Hmm~?" Gun menoleh ke arah Saint.

"Kau sepupu Perth?"

"Kenapa? Kau baru tahu? Kupikir Perth sudah menceritakannya padamu dulu."

"Tidak, dia tidak pernah bercerita tentangmu. Kurasa dia takut padamu." ucap Saint, sesekali melirik Perth yang duduk di depannya. Karena Saint duduk di sisi Gun.

"Ceritanya panjang, dan kelas akan segera dimulai, nanti aku ceritakan padamu." Gun menepuk bahu Saint.

Gun tahu jika Saint penasaran kenapa bisa dua bersaudara itu tampak asing di sekolah. Padahal yang Saint tahu, Gun tidaklah sekasar itu, dia pemuda yang cukup ramah. Meskipun dia memang sedikit menyebalkan.

*******

Seperti biasa, sepulang sekolah Saint akan berlatih bermain basket dan akan berakhir di toko buku setelahnya. Tapi kali ini Gun berinisiatif untuk ikut dengannya, dan Perth sudah pergi sejak Saint selesai dengan rutinitas setelah bermain basket.

"Unlimited Love" SONPIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang