Gara-gara ada yang ninggalin komentar di prolog, aku jadi semangat lho 🥰
Bertemu lagi dengan Kevin yang super kaku 🤣
Happy reading 🌹
*****
Kevin
"You go. And i'll stay."
"Nggak, Vin. Kita semua harus kembali."
Aku tersenyum sinis mendengar ucapan papa. "Untuk apa kita kembali ke Indonesia? Saya dan mama sudah nyaman tinggal di sini. Papa tidak bisa memaksa saya dan mama untuk pindah!"
"Kita nggak bisa selamanya tinggal di Sydney, Kevin."
"Tidak bisa selamanya?" tanyaku. "Sudah lebih dari tiga puluh tahun kita tinggal di sini. Teman-teman saya ada di sini, saya bekerja di sini. Dan tiba-tiba papa mengatakan ingin pulang ke Indonesia? Why? Kenapa papa hobi menghancurkan hidup saya?"
"Kevin!"
Suara teguran dari mama membuat kedua tanganku terkepal erat. Sebisa mungkin aku berusaha mengontrol emosi yang bisa meledak begitu saja.
"Papa tidak pernah memaksa mama dalam hal ini, Kevin."
Kali ini aku tertawa sinis setelah menatap mama. "Mama yakin ingin kembali ke Indonesia? Mama yakin, akan lebih bahagia jika tinggal di sana? Atau malah membuat mama tidak nyaman dan semakin tersiksa?"
"Mama ingin pulang, Kevin. Mama dan papa ingin menikmati masa tua di tanah air. Kami sudah sepakat, kita semua akan kembali ke Indonesia."
Aku memejamkan mata, ingin melupakan percakapan dan pertengkaranku dengan papa. Jika mama tidak angkat bicara dan menyudahi pertengkaran itu, mungkin aku tidak akan pernah bersedia kembali ke tanah air. Namun, ketika mama mengatakan ingin menikmati masa tua di tanah kelahiran, aku bisa apa? Kebahagiaan mama yang paling penting untukku.
Jujur, dulu aku sering merengek untuk meminta tinggal di Indonesia saja. Ingin sering bertemu dengan kakek dan nenek seperti teman-temanku di sini. Aku juga ingin bermain bersama para sepupu tanpa harus melihat mereka melalui sambungan video call.
Namun, seiring berjalannya waktu, aku mengerti banyak hal. Terlebih, saat mengetahui alasan mengapa mama dan papa memilih hidup di negeri orang selama puluhan tahun. Memilih menjauh serta menutup akses dari keluarga dan teman-teman mereka. Sejak saat itu, hubunganku dengan papa tidak lagi harmonis. Bahkan, aku berbicara secara formal dengannya seperti orang asing. Sampai detik ini.
Aku hanya bisa melempar pandangan ke semua sudut rumah tempatku tumbuh selama lebih dari tiga puluh tahun. Semua sudah kosong. Barang-barang sudah dikirim ke Indonesia sejak satu minggu yang lalu. Yeah, aku sengaja meminta waktu kepada mama untuk menghabiskan hari-hari terakhir di Sydney. Karena setelah tinggal di Indonesia nanti, aku tidak tahu apakah akan bisa kembali berkunjung ke Sydney. Mengingat aku dan mama akan memulai semua dari nol di Indonesia. Bisa dibilang, aku akan menjadi miskin, right? Aku rasa, kami juga membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi.
"Galau mulu dari kemarin. Indonesia nggak boring kok Bang!
Aku menoleh saat mendengar ucapan Fero, adik sepupu yang paling dekat denganku. Ia rela terbang ke Australia untuk menemaniku selama satu minggu ini atas permintaan mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
REASON (TAMAT)
RomansBagi Seraphina, Kevin adalah happy ending-nya. Bagi Kevin, Seraphina adalah obat untuk semua rasa sakitnya. Semua terasa indah dan membahagiakan saat Kevin & Seraphina bersama. Namun, ketika rahasia itu terungkap, Kevin berubah. Hubungan mereka diba...