Chapter 25 - Pulang ke Rumah

44 3 3
                                    

Siapa kangen Sera? Bintang & komen yang banyak dong 😋

Happy reading 🌹
*****
Seraphina

Sepulang dari San Diego Hills beberapa hari yang lalu, badan gue panas. Ditambah muntah-muntah tiada henti sampai akhirnya gue pingsan dan harus rawat inap di rumah sakit. Hazel? Jangan ditanya. Dia ngamuk dengar cerita gue tentang Kevin. Bahkan, dia mau datangi Kevin saat itu juga. Beruntung, Sea bisa mengendalikan amarah Hazel.

Namun, masalah nggak cuma sampai di situ. Hazel bilang ke papi dan mom kalau gue nekat ke Karawang sendirian. Papi dan mom udah menduga gue baru ada masalah. Baiknya sih Hazel masih bisa menyimpan cerita tentang Kevin.

"Jadi, hubungan lo sama doi beneran udah kandas, Ra?" tanga Hazel saat bertugas menjaga gue.

Gue menghela napas panjang. "Ya ... kandas. Udah finish. Game over."

"Gue beruntung ya?" tanya Hazel. "Jadi orang pertama yang tahu Seraphina pas jatuh cinta dan patah hati."

"Kampret," sahut gue seraya tersenyum kecut. "Zel," panggil gue kemudian.

"Kenapa?"

"Pacaran aja lah sama gue!" seru gue spontan.

Tanpa diduga, tangan Hazel terulur menyentuh kening gue, lalu menjitak kepala gue. Sukses membuat gue mengaduh.

"Gini nih kalau baru sakit. Omongannya ngelantur!" seru Hazel.

"Capek sih gue. Kayaknya gue udah ditahap pasrah deh dalam mencari pasangan."

"Lo baru patah hati gitu. Ogah gue kalau cuma jadi pelarian," sahut Hazel seraya tertawa-tawa.

Gue tersenyum mendengar jawabannya. "Thank you ya, Zel. Gue ngerasa bersyukur banget ada lo di sisi gue. Sama lo tuh rasanya gue bisa pulang ke rumah kapan pun."

"Wah!" Hazel seperti tidak bisa berkata-kata. "Seraphina kalau lagi sakit beneran hobi bikin jantung gue deg-degan ya!"

Lalu, kami tertawa bersama. Patah hati yang gue rasakan selama beberapa hari, berangsur pulih karena kehadiran orang-orang terdekat gue.

"Lo mau antar Sea jam berapa?" tanya gue.

"Habis ini deh gue jemput adek lo ke rumah. Nanti gue ajak Sea makan dulu sebelum ke bandara, nggak apa-apa, kan?" tanya Hazel.

"Nggak apa-apa. Asal jangan sampe lecet aja," sahut gue bercanda.

Harusnya, hari ini gue antar Sea ke Bali. Sea dan teman-temannya pergi liburan karena udah nggak ada agenda. Tinggal nunggu pengumuman kelulusan aja.

Berhubung gue malah berbaring di rumah sakit, gue minta tolong Hazel buat antar Sea ke bandara. Beruntungnya, adik bungsu Hazel—Si Goldy pulang ke Indonesia dan mendarat di Bali. Sekalian lah Hazel ikut ke Bali demi ketemu Goldy.

"Spadaaa! Marcella cantik datang!"

Seruan Marcella membuat gue dan Hazel kompak menoleh ke arah pintu kamar.

"Bertapa di mana lo Cel selama ini? Nggak pernah kelihatan," sapa Hazel pada Marcella yang melenggang masuk dengan membawa totebag.

"Noh! Tanya sama papinya Sera. Ampun lah, lama-lama botak kepala gue kalau ketemu Om Hugo," sahut Marcella pasrah.

"Bawa apa lo Cel?" tanya gue, penasaran akan isi totebag yang dibawa Marcella.

"Gue bikin dimsum ayam nih buat cemilan. Sehat lho! Ini isiannya gue cuma pake dada ayam. Cocok buat lo berdua yang demen makanan sehat," kata Marcella seraya mengeluarkan wadah dari totebag.

REASON (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang