Halohaiii! Aku nepatin janji buat bikin secuil momen Sea-Hazel lagi 🤭
Ada yang req buat aku bikin spin off huehehe aku pertimbangkan dulu ya sambil tamatin cerita ini 😘
Sambil nunggu spin off, kalian nggak penasaran sama kisah ortunya Hazel dan Sera? Cerita orang tua Hazel ada di lapak It's Always Been You. Kalau orang tua Sera ada di lapak Love Destiny ❤️
Happy reading 🌹
*****
Hazel
Gue selesai praktik lebih awal dari biasanya. Tapi nggak tahu kenapa rasanya gue udah laper banget, padahal belum waktunya makan siang. Kayaknya, gue harus makan dulu di kantin rumah sakit, baru pulang. Urusan nanti mau makan lagi atau enggak, itu belakangan. Besok gue bisa bakar kalori lebih banyak pas nge-gym sama Sera.
Pas gue mau masuk lift, gue lihat Sera keluar dari ruang praktik sambil bawa tas dan barangnya yang lain. Gue sengaja tunggu dia di dekat lift.
"Kok buru-buru? Bukannya jadwal lo di RS Mulia masih jam dua siang?" tanya gue setelah kami saling menyapa dengan senyum dan lambaian tangan.
"Gue mau makan siang dulu nih!" jawab Sera bersemangat.
"Wah, kebetulan gue juga mau makan. Bareng yuk, Ra?"
Dengar pertanyaan gue, Sera langsung menggaruk kepalanya. Tapi, obrolan kami terhenti sejenak saat pintu lift terbuka.
"Ng ... gimana ya? Bukannya gue nggak mau makan siang bareng lo, cumaaa ... Kevin udah ajak gue duluan nih!" bisik Sera saat kami sudah berada di dalam lift, menuju lantai dasar.
"Oohhh! Bilang dong!" sahut gue. "Ya udah kalau gitu. Sukses ye kencannya!"
Sera langsung kelihatan salting banget kalau lagi bahas Kevin. Gue tuh tahu banget gimana Sera selama ini sama cowok-cowok. Dia pemilih dan super hati-hati. Nggak gampang bikin Sera jatuh cinta. Cuma, nggak tahu kenapa laki-laki yang namanya Kevin ini kayaknya gampang banget bikin Sera jatuh hati. Gue takut dan nggak rela aja sih kalau nantinya Kevin ini nyakitin Sera doang. Mengingat tuh laki selama ini hidup di luar negeri. Udah pasti budaya di sana melekat di dia. Kalau cuma suka minum sih masih oke lah. Gue juga kadang minum sama nyokap kalau lagi suntuk. Tapi, kalau sampai hobi celup sana-sini kan ngeri!
Ya gimana gue rela kalau Sera jatuh ke tangan orang yang salah? Gue sama Sera tuh bisa dibilang teman hampir seumur hidup. Dari kita bayi sampai sekarang. Bahkan, gue masih nyimpen tuh foto pas gue lahir. Sera nungguin gue di samping box bayi sambil pegang botol susu gue.
"Next time ya, gue traktir lo!" kata Sera, masih kayak menyesal nolak ajakan gue.
"Iya, iya! Santai aja sih, Ra!" kata gue berusaha meyakinkan Sera. "Hati-hati ya! Gue mau ke kantin dulu."
Walaupun kami keluar dari lift barengan, tapi kami ambil jalan yang berbeda. Sera jalan ke arah pintu lobi depan, sementara gue belok ke lorong sebelah kiri buat menuju ke kantin rumah sakit yang lokasinya ada di ujung. Eits! Jangan salah! Walaupun lokasi kantin di ujung, tapi nggak ada kesan gelap atau ngeri. Kantinnya bersih, makanannya enak-enak. Jelas aja, soalnya masakan kantin dikontrol langsung sama dokter ahli gizi, salah satunya ya Sera ini.
Gue bersiul pelan sambil beberapa kali senyum sama orang yang papasan sama gue, entah pasien atau rekan sejawat.
"Kak Hazel!" panggil suara cewek yang sangat gue kenal.
Gue langsung berbalik badan dan lihat Sea lari menghampiri gue. Dia masih pakai seragam sekolah dan nggak bawa ransel. Rambutnya diikat, tapi berantakan. Anak rambutnya udah mencuat ke mana-mana dan kena keringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
REASON (TAMAT)
RomansaBagi Seraphina, Kevin adalah happy ending-nya. Bagi Kevin, Seraphina adalah obat untuk semua rasa sakitnya. Semua terasa indah dan membahagiakan saat Kevin & Seraphina bersama. Namun, ketika rahasia itu terungkap, Kevin berubah. Hubungan mereka diba...