Chapter 3 - Bertemu Lagi

162 22 6
                                    

Happy reading 🌹

*****

Kevin

"It's not your mistake. So, forget it. And, thank you for helping me."

Forget it?

Bagaimana aku bisa melupakan ciuman itu? Yeah, aku bukan pria polos. Aku sudah pernah berciuman dengan mantan-mantan kekasihku. Aku sudah sering melihat perempuan seksi dan memakai bikini selama tinggal di Syndey. Namun, kejadian di pantai satu minggu yang lalu membuat akal sehatku hilang. Kejadian siang itu benar-benar membuat semua buyar.

Wajah perempuan itu terus membayangiku satu minggu ini. Wajah mungil, mata lebar dengan iris kecokelatan, bibir tipis yang membuat perempuan itu tampak memesona. Rambut panjang yang tergerai indah sepunggung—tapi sialnya aku masih bisa melihat dengan jelas lehernya yang jenjang dan menggoda. Tubuh ideal dan kencang, seperti orang yang gemar berolahraga. Kulit putih mulus, walaupun sudah berada di bawah teriknya matahari cukup lama. Dan bikini berwarna pink itu ....

"Damn!" umpatku.

"Why?" tanya Fero saat mendengarku mengumpat secara tiba-tiba.

"Shit! She look so damn sexy with her bikini!"

"Oh, yang di pantai itu, Bang?" tanya Fero yang mengerti kegelisahanku selama satu minggu ini. Fero pun ikut menyaksikan tragedi itu dari kejauhan.

"Another else?"

"Lo uring-uringan dari seminggu yang lalu, karena lihat perempuan itu pakai bikini, atau karena ciuman kalian yang tanpa sengaja itu sukses bikin lo horny?"

"Shut up, Dude!"

Kini Fero tertawa keras saat melihat bagaimana bentuk wajahku. Aku tahu dengan jelas, Fero sangat puas dan senang bisa menggodaku soal perempuan seperti ini.

"Lagian, kenapa nggak lo ajak kenalan sih, Bang? Giliran menghilang tanpa identitas, bikin lo kepikiran kan?"

"Dia langsung pergi setelah mengatakan saya harus melupakan kejadian itu. I mean, bibir kami benar-benar menempel. We are stranger. Dan hal itu bukan masalah baginya? Seriously?" tanyaku pada Fero.

"Yaaa ... mungkin dia kaget atau malu?" tebak Fero.

Aku menghela napas. "I don't know. Lagi pula, saya harus melakukan apa saat dia buru-buru pergi menjauh dari saya dan asyik bersama papan selancarnya di atas ombak?"

"Ya kejar dong!" seru Fero. "Kalian itu masih ada di satu tempat saat itu. Lo bisa dengan mudahnya susul dia surfing, deketin, dan ajak kenalan. Sumpah ya, baru kali ini gue lihat lo kayak orang bego, yang cuma bisa lihat tuh perempuan surfing dari jauh."

Aku mengusap wajah, frustrasi. Walaupun bukan french kiss, tetapi bibir kami benar-benar menempel. Bahkan, aku masih ingat rasa bibirnya. Manis, lembut, dan hangat. Dari tubuhnya menguar wangi citrus yang kuat, tetapi aku juga merasakan ada wangi rose yang lembut. Aku segera bangkit dari sofa dan berjalan menuju kulkas untuk mengambil beberapa kaleng bir. Semoga saja bir itu bisa membantu membuat kepalaku kembali dingin.

"Anyway, jago banget ya surfingnya? Kaget gue pas lihat. Manuvernya ngeri," ucap Fero saat aku kembali duduk di sofa bersamanya.

Aku tidak bisa menampik fakta yang diucapkan oleh Fero. Mengingat bagaimana luwesnya perempuan itu berselancar benar-benar membuatku lupa cara bernapas. Bagaimana bisa melihat perempuan berbikini berdiri di atas papan surfing dan mencium bibir perempuan itu tanpa sengaja memunculkan efek yang sangat luar biasa?

REASON (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang