Happy reading 🌹
***
KevinSejak Seraphina memberiku kesempatan membuktikan seberapa besar perasaanku untuknya, aku makin bersemangat. Terlebih, hubunganku dengan papa sudah membaik. Rumahku terasa lebih hangat karena aku, papa, dan mama lebih sering berkumpul bersama.
Bahkan, papa juga mengetahui masalah yang sedang ku alami dengan Seraphina. Berkat kami, hubungan papa dan Om Hugo yang lama terputus, kini tersambung lagi. Om Hugo benar-benar sudah memaafkan aku yang beberapa waktu lalu pernah menyakiti putrinya. Bahkan, sekarang ini Om Hugo lah yang mendorongku agar bersemangat mengetuk hati Seraphina. I'm very thankful for that!
"Mau ke mana, Vin?" tanya papa saat aku keluar dari kamar.
"Biasa lah. Ke Keyz fit club," jawabku santai.
"Pagi-pagi begini?" tanya papa. Heran karena ini masih terlalu pagi.
"Yes. Nanti Sera datang. So, yeah i will clean up first."
Papa tersenyum penuh arti, lalu mengangguk-angguk. "Semangat ya. Meluluhkan hati perempuan itu nggak mudah."
"Thank you, Pa."
"Nggak sarapan dulu?" tanya mama yang muncul dari arah dapur.
"Nanti aja di tempat fitnes. Kevin baru jaga asupan buat ikut kompetisi lari."
"Udah beneran sembuh cideranya?" tanya papa.
"Udah. Fero selalu memaksa Kevin untuk datang terapi."
"Ya sudah. Sana berangkat! Jangan sampai Sera datang lebih dulu," pesan papa.
Aku keluar rumah dengan senyum lebar. Terbukanya kejadian di masa lalu bisa mengubah semua yang terjadi dalam hidupku. Hidupku yang sekarang, terasa lebih jauh bahagia. Kecuali satu yang belum pasti. Apakah Seraphina akan menerimaku kembali pada akhirnya.
Sesampainya di Keyz aku langsung memulai membersihkan tempat. Terasa ringan karena dibantu oleh petugas kebersihan yang dipekerjakan oleh Fero di sini. Jadilah aku berkutat di dapur kafe, membuat hot americano untuk Seraphina.
Aku sedang mengetukkan jemari ke meja marmer seraya menunggu tetes-tetes kopi memenuhi cangkir ketika denting pintu terdengar. Segera saja aku membalik badan, bersiap menyambut Seraphina.
God! Bagaimana bisa Seraphina tampak begitu menawan hanya dengan memakai setelan legging dan bra olahraga yang dibungkus jaket tipis? Bahkan, cepolan rambutnya yang tidak begitu rapi malah membuatnya makin menggoda. Membuat suhu tubuhku meningkat secara tiba-tiba.
"Good morning," sapaku saat Seraphina menarik kursi dan duduk di depan meja bar.
Seraphina hanya tersenyum tipis. "Morning."
Aku tersenyum saat mendengar respons yang keluar dari bibirnya. Seraphina masih memasang tembok tinggi denganku. Tapi, tidak apa-apa. Semua butuh proses. Aku berbalik badan lagi, untuk mengambil cangkir berisi hot americano.
"Karena masih pagi, hot americano for you," kataku sambil meletakkan cangkir itu di hadapan Seraphina.
"Thank you."
KAMU SEDANG MEMBACA
REASON (TAMAT)
RomanceBagi Seraphina, Kevin adalah happy ending-nya. Bagi Kevin, Seraphina adalah obat untuk semua rasa sakitnya. Semua terasa indah dan membahagiakan saat Kevin & Seraphina bersama. Namun, ketika rahasia itu terungkap, Kevin berubah. Hubungan mereka diba...