Setahun kemudian
Sakura dengan bersemangat pergi dari rumah. Hari ini, tes terakhir Kakashi mengikuti ujian chuunin. Ujian yang saat itu ia takut untuk mengikutinya dan berakhir dengan hasil yang imbang melawan Ino.
Sakura tidak tahu di mana tempat pelaksaan ujian itu. Akhirnya ia menunggu di pinggir jalan yang searah dengan gedung akademi. Kakashi pasti melewati jalan itu, pikirnya begitu.
Beberapa jam berlalu, Sakura yang merasa pegal karena terus berdiri pun merubah posisinya menjadi duduk. Ia duduk tanpa beralaskan apapun. Pakaiannya langsung menyentuh jalan yang berupa tanah-tanah halus.
Kedua mata Sakura terbelalak, keduanya berbinar ketika sosok Kakashi tertangkap di indra penglihatannya. Rupanya Rin dan Obito berada tidak jauh dari tempatnya berada.
"Kau langsung lulus ujian chuunin dalam sekali coba." [Rin side]
Sakura yang melihatnya langsung berlari dengan senyum sumringah. Membuat rambut merah mudanya beterbangan. Ia berhenti di depan Kakashi dengan napas tergesa-gesa, "Kakashi-niisama... omedetou!"
"Kau memang hebat, Kakashi. Iya, 'kan, Obito?" Rin melirik pada Obito yang terlihat tidak suka.
Kakashi tidak menanggapi apapun. Wajahnya tetap datar meskipun telah mendapat pujian darinya dan Rin.
Obito tidak merespon atas ucapan Rin. Ia hanya melirik dan mendengus kesal pada Kakashi, lalu melenggang pergi. Sakura yang melihatnya menatap Kakashi kemudian Rin sekilas sebelum ia berlari mengikuti Obito yang sudah menjauh.
"Obito-kun!" teriak Sakura, "Obito-kun- ugh..." rintihnya ketika Obito mendadak berhenti, sehingga membuatnya menabrak punggung anak laki-laki Uchiha itu.
Obito pun berbalik, "kenapa kau berlari mengejarku?"
"Obito-kun, kenapa kau pergi?"
"Tidak."
Sakura menarik napasnya dalam lalu menghembuskannya, ia menetralkan tempo pernapasannya, "apa kau gagal ujian?"
Obito tidak menjawab.
"Benar, ya?" Sakura tersenyum, "kau pasti cemburu karena Rin-chan memuji Kakashi-niisama, iya, 'kan?"
"Huh?" kedua pipi Obito sudah merona, "t- tentu saja tidak! Untuk apa aku cemburu. Aku juga akan lulus ujian chuunin nanti. Akan kubuktikan kalau aku itu hebat dan bisa menjadi Hokage!"
Sakura tersenyum sampai terlihat deretan giginya. Matanya juga ikut menyipit, "kau memang hebat, Obito-kun."
Obito diam sejenak sebelum ia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Namun Sakura masih mengikutinya. Padahal baru beberapa jalan ia jejaki, ia berhenti lagi dan membuat Sakura menabrak punggunya untuk yang kedua kali.
"Kenapa kau mengikutiku lagi?"
"Hmm... kupikir aku ingin menemanimu."
Obito menatap Sakura dengan wajah bingungnya dan alis yang saling bertautan, "hah?"
"Obito-kun, kau harus menjadi kuat supaya melebihi Kakashi-niisama dan bisa mendapat pujian dari Rin!"
"Aku ingin menjadi kuat bukan semata-mata ingin melebih Kakashi dan mendapat pujian Rin, tapi itu juga salah satu langkahku menuju Hokage."
Sakura memegang tangan kanannya menggunakan tangan kirinya sendiri di belakang punggung. Ia tersenyum setelah mendengar ucapan Obito hingga kedua matanya menyipit.
"Berjuanglah. Aku mendukungmu."
Lalu tak lama, teriakan Kakashi yang memekik telinga Sakura pun menguar di udara. Sakura menghela napasnya dengan lesu. Rasanya tak bisa saja ia sehari dekat dengan Obito.
"Aku pulang," ucap Obito, ketika Kakashi sudah berada di sisi Sakura dan Rin yang menyusul di belakangnya.
"Kalau begitu, aku juga akan pulang. Sekali lagi selamat, Kakashi!" tutur Rin lalu meninggalkan Kakashi dan Sakura.
Kedua anak itu pun berjalan menuju arah pulang. Selama di perjalanan tidak ada yang membuka suara.
***
Hingga ketika mereka tiba di rumah, Sakura yang baru saja merebahkan tubuhnya di atas kasur langsung bangkit ketika Kakashi membuka pintu kamarnya tanpa diketuk terlebih dahulu.
"Kakashi-niisama, kau mengagetkanku!"
Kakashi langsung berdiri di depan Sakura dengan tampang garangnya sambil berkacak pinggang, "apa kau menyukai Obito?"
Seketika itu, wajah Sakura terasa memanas. Kedua pipinya bersemu merah dan dadanya jadi berdegup dengan kencang.
"B- baka! Mana mungkin aku menyukainya."
Jika dipersingkat, selama setahun ini yang dilakukan keempat anak itu memang selalu sama. Bermain, makan, menjalani misi—kecuali Sakura—, bertengkar, bertemu teman-teman Kakashi, dan sebagainya. Dan juga itu tidak terjadi hanya sekali atau dua kali.
Selama ini, karena semakin sering Sakura bertemu dengan dua anak itu, perasaan senang berubah menjadi kagum dan berujung perasaan lebih pada Obito.
Sakura tahu jika Obito menyukai Rin, karena anak itu menyiratkan secara jelas perasaannya pada Rin. Itu membuatnya sedikit sebal.
Sakura juga tahu kalau Rin menyukai Kakashi. Gadis itu tidak akan bisa menyembunyikan gelagatnya kepada sesama perempuan yang pernah mencintai seorang laki-laki dingin seperti tak berperasaan.
Rasanya ia jadi teringat bagaimana Naruto mati-matian mencari perhatiannya. Namun, yang ia pedulikan hanyalah bagaimana perasaan Sasuke terhadap perasaannya pada laki-laki itu.
Meskipun saat ini Sakura berumur lima tahun, bukankah itu hal yang wajar jika ia menyukai Obito? Toh, ia menyukai Sasuke ketika ia masih kecil juga, 'kan?
[Ini Sakura umurnya setahun lebih muda dari Kakashi ya karena pas Sakura datang ke dunia Kakashi kan dia ga tahu pasti umurnya berapa. Nah, karena dia suka manggil Kakashi pake niisama jadi dia umurnya dibuat lebih muda aja dari Kakashi]
Awal muncul keyakinan perasaannya pada Obito, Sakura juga belum bisa memastikan dengan betul. Ia hanya merasa senang jika ada Obito dan ketika ia membelanya di depan Kakashi, tapi juga cemburu ketika melihat laki-laki itu cemburu saat menatap Rin yang perhatian pada Kakashi.
Tidak, kisah ini tidak bisa diibaratkan seperti kisah cinta dalam serial anime Naruto dengan pemeran utama Naruto-Sakura-Sasuke-Hinata.
Namun, kisah ini diibaratkan posisi Hinata yang menyukai Naruto, tapi Neji segan merestuinya mengingat Hinata adalah seorang putri Hyuuga.
"Lalu, kenapa akhir-akhir ini kau selalu dekat dengannya? Dan kenapa kau bersikap sok peduli padanya? Kau juga terlihat lebih gembira jika ada dia."
Sakura diam-diam mengulum senyum. Mengingat betapa memalukannya itu karena Kakashi bisa menyadari. Namun ia juga tidak bisa mengelak.
"B- bukankah sudah kukatakan kalau aku ini masih kecil. Aku tidak boleh suka-sukaan dulu, shannaro!"
Kakashi memutar bola matanya lalu menatap Sakura dengan malas. Ayolah Sakura, umur Kakashi sudah naik satu tahun sekarang. Kau tidak bisa lagi menyembunyikan itu dengan mudah seperti tahun lalu.
"Kau kira aku ini bodoh sepertimu?" ujar Kakashi sambil melipat kedua tangannya di dada, "kau boleh mengatakannya padaku. Dan aku akan menghajarnya jika dia menyakitimu."
"Obito-kun bukan laki-laki yang seperti itu, shannaro!"
Saat itu juga, Sakura membeku di tempat karena ucapannya sendiri. Betapa bodohnya karena ia secara tidak langsung mengatakan bahwa memang benar ia tertarik pada Obito.
![](https://img.wattpad.com/cover/269634493-288-k564215.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Again [Re-publish]
Fanfic━━━━━━ 𝐀𝐍𝐈𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂 © 13/05/2021 haarunorin !¡ disclaimers ¡! Naruto © Masashi Kishimoto Inspired by anime: Naruto Shippuden and other writers * Terlempar ke dunia lain. Hidup di masa ketika Kakashi masih kecil. Haruno Sakura. Setelah perang...