Bagian 25 - END

2.3K 102 14
                                    

Di keesokan harinya, Sakura kembali pergi ke lapangan tempatnya berlatih bersama Hiruzen. Namun, setibanya di tempat, ia tidak menemukan Sandaime Hokage itu ada di sana.

"Sakura-san, syukurlah anda ternyata memang ada di sini. Sandaime Hokage memanggil Anda untuk ke kantornya sekarang."

Sakura menatap bingung pada pria yang memakai topeng ANBU tersebut. Lantas, ia pun mendekatinya.

"Untuk apa?"

"Sebaiknya, Anda sendiri saja yang memastikan. Aku ke sini hanya untuk menyampaikan pesan dari Hokage-sama."

Akhirnya, Sakura pun langsung pergi ke gedung Hokage. Setibanya di depan kantor, ia mengetuk pintu dan masuk ke dalam setelah mendapat sahutan dari penghuninya.

"Sakura, sebenarnya aku belum yakin dengan kemampuanmu, tapi kurasa aku bisa mempercayakanmu untuk melakukan misi karena ini mendadak."

"Misi?" tanya Sakura. Seketika, ia merasa jantungnya jadi berdetak dalam tempo yang begitu cepat.

"Kau akan satu tim dengan tim Choza dulu karena tim lain sedang berada dalam misinya."

"Tim Choza?"

"Ya. Guy, Genma, Ebisu."

Mulut Sakura langsung ternganga. Ia cukup terkejut begitu Hiruzen menyebutkan nama-nama orang tersebut, "Apakah Anda benar-benar serius memasukkan aku ke dalam tim itu, Hokage-sama?" tanyanya.

"Ya. Cukup memungkinkan karena kau mungkin memiliki kemampuan taijutsu dalam dirimu, sama seperti Guy. Jika benar, kau juga mungkin akan menjadi pasangan taijutsu yang cocok dengannya."

Sakura langsung bergidik ngeri begitu Hiruzen berucap seperti tadi. Tak terbayangkan jika yang ia temui pertama kali adalah Guy, mungkin ia akan memakai baju hijau ketat setiap harinya.

"Aku cukup yakin dengan kemampuan yang dimiliki Genma dan Ebisu. Mereka bisa melakukan setidaknya sedikit ninjutsu. Kau bisa berharap dan mengandalkan taijutsu mereka."

Sakura sweatdrop. Ia merasa seluruh tim itu isinya hanya orang-orang taijutsu.

"Aku akan menerimanya jika itu yang Anda inginkan, Hokage-sama, tapi ketiga orang itu ada di mana? Dan, misi apa yang harus kulakukan bersama mereka?"

"Aku sudah meminta mereka untuk datang ke sini. Namun, kurasa mereka belum kembali dari misi. Sebaiknya, besok kau kembali pagi hari. Aku akan meminta Choza untuk memanggil mereka lagi. Bersiaplah untuk besok."

"Ya, Hokage-sama!" seru Sakura sembari membungkuk sekilas.

Sakura pun memutuskan untuk tidak kembali ke rumah. Ia kembali berlatih di lapangan itu. Matanya yang fokus ke depan, menunjukkan bahwa ia serius dengan apa yang sedang dilakukannya.

Sakura yang terlalu bersemangat, tak sadar jika langit sudah hampir gelap. Dan waktu juga terus bergulir.

"Ah, kenapa aku mendadak ingin pulang, sih. Dasar payah!" teriak Sakura.

Akhirnya, Sakura memilih pulang.

Selama di perjalan, Sakura berjalan sedikit sempoyongan. Di umurnya yang sekarang, ia rasa belum pernah melakukan latihan sekeras itu.

"Kau serius, Obito sudah mati?"

Kedua mata Sakura terbelalak hingga rasanya hampir keluar. Merasa telinganya salah mendengar, ia pun berhenti tak jauh dari sekumpulan anak seumurannya yang sepertinya juga seorang shinobi.

"Ya. Padahal dia baru saja lulus chuunin. Tak kusangka, dia mati terlalu cepat. Kita bahkan belum menyusulnya."

"Jangan-jangan, kejadiannya sama seperti kasus ayahnya Kakashi."

Again [Re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang